Bukti kalau saya tidak hidup sendiri saat menjelang puasa Ramadhan maupun lebaran adalah berbagai SMS yang pernah mampir di saja poenja itoe hape.
23-09-06 5:52 pm
From: Bec-Mita
Marhaban Ya Ramadhan.Selamat menunaikan ibadah puasa.smoga di bulan berkah ramadhan kita medapatkan pahala berlimpah dari Allah SWT.Maafin smua dosa2 mi ya,,
23-09-06 9:55 pm
From: Bec9-Titi
B’tèmAN traSa mEsRa biLa Da gUrAu&caNDA.naMuN t’kaDaNg Da tiNgKaH&KatA yG tAk kEnA.m’JeLanG rAmAdHaN yG MuLiA,mAAfn tasSgla kslhn Tie y..SèLaMaT b’PuAsA,,,
23-09-06 10:22 pm
From: Bec9-Fitri
Kadang mata salah Mlihat,mulut salah B’ucap,telinga salah mDengar & hati salah Mduga,met puasa..JMohon maaf utk lisan y tak trjaga & sgl hilaf y tlh trcipta
22-10-06 4:24 pm
From: Dp-Syabar
Mohon maaf lahir&bathin. Taqobalallohu minna waminkum, salamun alaikum kataba Robbukum ‘ala nafsihi rahmah. SABAR&KEL.
22-10-06 9:24 PM
From: Cit-Zulfikar
Taqabbalallahu Minna Wa Minkum,Shiyamana Wa Shiyakum. Selamat Merayakan Hari Raya Idul Fitri 1427H Minal Aidin wal Faidzin Mohon Maaf Lahir& Batin (Zulfikar&kel)
22-10-06 11:37 pm
From: Bec-Mita
Taqoballallohu minna waminkum,siamana wasia makum.Slmt hr raya idul fitri1427 H.Mhn maaf lahir & bathin.Maafin yakl,mi bnyk salah kata & prbuatan selama ini.
23-10-06 4:45 am
From: Bec8-Rahmat
Sebulan berpuasa sucikan diri.Lengkapi hati di hari yg fitri. RAHMAT mengucapkan MINAL AIDZIN WAL FAIZIN,MOHON MAAF LAHIR& BATIN…..SELAMAT IDUL FITRI 1427 H.
23-10-06 8:20 am
From: Wm-Ayul/O
Selamat idul fitri, mhn maaf lahir & batin@ Ach. Yulianto + kelg.
23-10-06 8:57 am
From: Fam-Lelo
Semoga untaian ibadah menjadi ungkapan syukur terindah di hari kemenangan ini.SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1427 H.Mohon maaf lahir dan batin.
23-10-06 9:15 am
From: Gde-Nunu
‘SELMAT IDUL FITRI’ Mohon Maaf Lahir Batin (Nunu)
23-10-06 6:32 pm
From: Bec-Widy
Fajar Syawal 1427 merekah-menyapa kaum muslimin, selamat menjadi manusia baru, semoga jiwa Ramadhan selalu dalam setiap langkah kita. Amin. Widy.
23-10-06 7:23 pm
From: DP-Teddy
“Beralas ikhlas, beratap doa, di hari yang fitri ini mohon dibukakan pintu maaf. Selamat Idul Fitri 1427 H Mohon Maaf Lahir Batin”. Teddy & Keluarga
23-10-06 7:54 pm
From: Bec8-Viena
ÅssàlämÜ’åläiküm.g penting 1 syawal hr senin ato selasa,yg penting aq dmaafin sm km lahir batin.seikhls hatimu.maafin aku ya..Jmet lebaran.
23-10-06 9:20 pm
From: Bec9-Titi
Tlah bNyak y9 qT p’bUaT sLma iNi.T’kADan9 aD tN9kah&KaTa y9 mNykiTkaN.KiNi pNTu mAAf tLah t’bUKA.SaaT’y sLg mMaaFkaN.MiNaL AiDin WaLfaiDziN.Mhn maAf Lhir&BaTin.
23-10-06 11:49 pm
From: Bec-Sofyan
Perkataan yg baik dan pemberian maaf lebih baik dr sedekah yg diiringi dg sst yg menyakitkan perasaan (QS 2:263) Insya Allah kita termasuk orang2 yg suka memberi maaf. Selamat idul fitri maaf lahir bathin. Sofyan Nata & klg
24-10-06 6:09 am
From: Wm-Ajun/M
Dengan hati kami yg bening & ikhlas yg mendalam kami menghaturkan mohon maaf lahir batin, semoga kita semua selalu dalam lindunganNya. Amin (A.Junaedi & kel)
24-10-06 11:58 am
From: Badung/M
4 the words wrongly said.. 4 any broken promises.. 4 every mistakes.. 4 any dissapointed acted.. Pls forgive me 4 all that…,honey.
24-10-06 6:59 pm
From: Bec9-Indah
INDAH & KEL, Mengucapkan Mìñål Äìdiñ Wä£fäiziñ,”smoga Kita smua t’golong orng2 yg kmbali kpd fitrah&menjadi orng2 yg meraih kemenangan”
25-10-06 6:30 am
From: Bec9-Fitri
SELAMAT IDUL FITRI 1 SYAWAL 1427 H.Mohon maaf lahir & bathin.
25-10-06 11:44 am
From: Bec9-Ade
Ass,sblmnya ade ngcpin minal aidin walfaizin.mohn maf lahr&bthin.skalian ade mo ngsh tau.rmhnya sayap kbakaran hr selasa kmrin.ga ada brng yng dpt slmatkan.wass
26-10-06 5:12 pm
From: Bec9-Teguh
T!aDA Kt §e!nDH ZiQr,t!AdA bLn §eiNdh rMdN,u/L!§An Yg tA T’jg,jaNj! Y9 t’Äba!Kn,Ht yG b’pR§nGKa&§mUa §Kp y9 m’NyAk!TkN “MiN@L A!diN WäLfa!ziN,Mhn mAaf Lhr bThN”
27-10-06 7:34 am
From: Bec9-Fatimah
Ass,fatimah mngcpkn mnal aidzn walfaidzn mhn maaf lhr & bthn.pa gmna kbrnya n family?fat mo tnya yng lburan lebarn hrs dganti kan?ko eva ga usah dgnti.ko beda2?
27-10-06 5:41 pm
From: Bec7-Kiki
Ass Pa, ini Qq. Hehe, moga2 bpk msh ingt ya. Pa, met hr ry idl ftr, mnl aidin wal faidin ya. Pa, Q mo tny kl ‘actual name of degree or diploma’ apa seh mksdnya?
29-10-06 10:31 am
From: Bec9-Dicky
Aslmkm.maaf,lbh baik tlt drpd tdk smskl.MINALAIDIN WALFAIDIN§MHN MAAF LHR N BTN
29-10-06 1:02 pm
From: Fams3-Dewi
Rinenggo sumunaring suryo wayah ratri, cinondro resik ing wardoyo. Sugeng mangayubagyo Idul Fitri. Sedoyo kalepatan nyuwun pangapunten…
29-10-06 8:42 pm
From: Up-Dadan
Sanes ku maksad nelatken. Minal aidin wal faidzin, punten ku sadaya kalepat tur kahilap.
29-10-06 8:43 pm
From: Up-Leany
How sweet it’s gonna be if forgiveness is uttered sincerely for all mistakes and faults done..Have a blessed IduL FitRi 1427H
-leany-
30-10-06 8:31 pm
From: Dp-Ety Masina
Trmksh, Taqaballahu mina wa minkum, minal aidin wal faizin
¥ Ety Masina ¥
Tuesday, October 24, 2006
Sunday, October 22, 2006
Selamat Berbeda Idul Fitri
Nggak peduli apakah anda merayakan hari Senin atau Selasa, taqobalallohu minna waminkum salamun alaikum kataba robbukum ‘ala nafsihi rahmah. Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1427 Hijriah. Mohon maaf lahir dan batin.
Peristiwa berbeda menentukan lebaran bukan yang pertama. Dulu juga pernah terjadi. Di Indonesia ini banyak organisasi Islamnya, dan mereka kadang menggunakan acuan yang berbeda-beda. Makanya nggak heran kalau kejadian berbeda menentukan hari lebaran terulang lagi.
Meskipun perbedaan ini dianggap rahmat menurut wakil presiden RI dan Din Syamsuddin, wakil ketua MUI yang juga ketua umum pusat Muhammadiyah, juga pesan kalau perbedaan ini jangan menjadi penyebab perselisihan, pertentangan, apalagi konflik, tetapi bagaimanapun juga tetap banyak orang awam yang kebingungan. Siapa yang mesti dianut. Pemerintah sebagai penguasa negara atau kelompok seperti Muhammadiyah, yang keukeuh tetap akan melaksanakan lebaran pada Senin 23 Oktober meskipun mayoritas peserta sidang isbat yang diselenggarakan pemerintah menyatakan tidak melihat hilal pada hari Minggu.
Islam ini satu. Muhammadiyah, NU, Hizbut Tahrir, PKS, atau apapun namanya adalah sebuah organisasi, bukan agama. Islam itu dasarnya kalamullah dan sunnah. Jadi tidak ada agama yang namanya Islam Muhammadiyah, Islam NU dan lain-lain. Dalam hal seperti sekarang ini, seharusnya wakil-wakil dari kelompok tersebut berkumpul dengan pemerintah sebagai koordinatornya untuk memutuskan kapan lebaran tahun ini akan tiba. Dengan demikian hasil yang keluar itulah yang jadi panutan seluruh kaum muslim di negeri ini, sehingga tidak muncul kebingungan. Bagaimanapun juga keresahan akan tetap muncul bila ada perbedaan.
Saya (mungkin juga orang awam lainnya) khawatir keputusan yang dikeluarkan Muhammadiyah itu lebih karena ego. Jangan sampai karena lebih menonjolkan egonya sampai-sampai tidak mau mengakui kelemahannya sendiri.
Saya punya cerita yang mirip dengan kondisi tersebut. Karena saking sombongnya, pelaku dalam kisah ini tidak mau mengakui kalau dirinya tuli. Mudah-mudahan saja saya atau anda tidak seperti tokoh di dalam cerita di bawah ini.
Peristiwa berbeda menentukan lebaran bukan yang pertama. Dulu juga pernah terjadi. Di Indonesia ini banyak organisasi Islamnya, dan mereka kadang menggunakan acuan yang berbeda-beda. Makanya nggak heran kalau kejadian berbeda menentukan hari lebaran terulang lagi.
Meskipun perbedaan ini dianggap rahmat menurut wakil presiden RI dan Din Syamsuddin, wakil ketua MUI yang juga ketua umum pusat Muhammadiyah, juga pesan kalau perbedaan ini jangan menjadi penyebab perselisihan, pertentangan, apalagi konflik, tetapi bagaimanapun juga tetap banyak orang awam yang kebingungan. Siapa yang mesti dianut. Pemerintah sebagai penguasa negara atau kelompok seperti Muhammadiyah, yang keukeuh tetap akan melaksanakan lebaran pada Senin 23 Oktober meskipun mayoritas peserta sidang isbat yang diselenggarakan pemerintah menyatakan tidak melihat hilal pada hari Minggu.
Islam ini satu. Muhammadiyah, NU, Hizbut Tahrir, PKS, atau apapun namanya adalah sebuah organisasi, bukan agama. Islam itu dasarnya kalamullah dan sunnah. Jadi tidak ada agama yang namanya Islam Muhammadiyah, Islam NU dan lain-lain. Dalam hal seperti sekarang ini, seharusnya wakil-wakil dari kelompok tersebut berkumpul dengan pemerintah sebagai koordinatornya untuk memutuskan kapan lebaran tahun ini akan tiba. Dengan demikian hasil yang keluar itulah yang jadi panutan seluruh kaum muslim di negeri ini, sehingga tidak muncul kebingungan. Bagaimanapun juga keresahan akan tetap muncul bila ada perbedaan.
Saya (mungkin juga orang awam lainnya) khawatir keputusan yang dikeluarkan Muhammadiyah itu lebih karena ego. Jangan sampai karena lebih menonjolkan egonya sampai-sampai tidak mau mengakui kelemahannya sendiri.
Saya punya cerita yang mirip dengan kondisi tersebut. Karena saking sombongnya, pelaku dalam kisah ini tidak mau mengakui kalau dirinya tuli. Mudah-mudahan saja saya atau anda tidak seperti tokoh di dalam cerita di bawah ini.
Suatu saat ada seorang datang untuk membeli rokok. “Permisi. Beli rokok.” Pemilik warungnya tidak muncul. “Permisi. Mau beli rokok!”, untuk kedua kalinya pembeli tersebut berkata. Kali ini lebih keras. Pemilik warung tidak keluar juga. Pembeli tersebut mulai jengkel, dia teriak lebih keras, “Permisi. Beli rokok!!”. Yang dipanggil tidak keluar juga. Karena jengkel dan sudah habis kesabarannya, berteriaklah dia sekeras-kerasnya. “Hei, tukang rokok, kalau budeg nggak usah jualan!!” Dari dalam nongollah tukang rokok tersebut dengan tampang ditekuk dan berkata “Jangan sembarangan bilang saya budeg ya. Emang situ mau beli gula berapa kilo sih?”
Apakah Muhammadiyah budeg? Mene ketehe!
Saya sendiri akan merayakan lebaran pada Selasa 24 Oktober, sesuai keputusan sidang isbat (22/10).
Saturday, October 21, 2006
Culun
Karena janji, saya buat tulisan ini. Dikarenakan ada waktu, saya coba menulis sesuatu. Coretan ini diperuntukkan khususnya para mahasiswa BEC angkatan 10, dan umumnya sekumpulan ABG serta anak-anak muda lain yang lagi semangat-semangatnya. Mudah-mudahan ada mampangatnya.
Siapa sangka, mereka yang dulunya terlihat culun saat pertama bertemu, sekarang mulai terlihat aslinya. Tipikal anak-anak sekarang. Bawel, suka show off, banyak canda, dan suka ngecengin. Wajar. Bukan sesuatu yang negatif. Karena memang usia berkaitan dengan perkembangan jiwa. Yang penting adalah bagaimana membawa mereka ke arah yang benar. Ibarat kendaraan, tergantung supir kemana mau dibawa.
Kalau ada upaya tiga F yang digunakan untuk mempengaruhi perilaku dan pergaulan mereka, sebagai orang tua perlu hati-hati menjaganya agar tidak kebablasan. Food Fun dan Fashion tidak bisa lepas dari kehidupan siapa saja, khususnya para culun ini. Mereka merasa tidak modern kalau belum makan fast food. Dianggap kuno dan kampungan kalau mencari hiburan dalam kelompok baca atau ngeriyung dalam perkumpulan remaja masjid. Dan merupakan godaan yang sangat luar biasa kuatnya untuk berpakaian seperti tokoh idola meskipun bagi cewek harus terlihat bupati (buka paha tinggi-tinggi) dan sekwilda (sekitar wilayah dada). Bagi cowok, ditindik dan bertato bisa menjadi kebanggaan. Padahal kebo juga ditindik hidungnya, sapi dan kuda ditato pantatnya dengan besi panas.
Banyak standar barat yang digunakan untuk mempengaruhi perilaku orang Indonesia yang bisa menjerumuskan moral bila tidak hati-hati. Dalam industri pariwisata, ada tiga S untuk menarik wisatawan. Sand Sun dan Sex. Walah! Pasir putih yang indah dan matahari yang bersinar cerah sih boleh-boleh saja. Tapi sex? Nikah dulu! Baruuu………. Makanya kalau di daerah Puncak ada kebiasaan kawin kontrak dengan orang-orang Timur Tengah, hal ini dianggap memang sesuai dengan slogan 3S tadi. Bagi pelakunya sih sama-sama untung. Orang lokalnya dapat duit, penikmatnya memperoleh kepuasan. Beli satu untuk dipakai lama. Bisa melampiaskan syahwatnya dengan harga murah. Meskipun sudah terkenal di manca negara, nyatanya pemerintah daerah Bogor tidak mau bila dikatakan Puncak merupakan tempat wisata sex sebagaimana Phuket di Thailand sono.
Balik ke manusia yang berubah. Jelas terlihat bahwa kita akan terus mengalami perubahan. Baik fisik maupun keberuntungan. Ketika Kamis (19/10) kemarin ada acara buka puasa bersama para alumni di BEC, anak-anak yang dulu pernah saya ajar, mulai angkatan 6 s/d 8, penampilannya nampak sudah berubah semua. Untungnya saya masih bisa mengenalinya. Mereka sudah terlihat dewasa. Barangkali karena mereka telah bekerja, telah mengalami enak nggak enaknya mencari duit. Mereka yang dulu culun, malam itu sudah tidak terlihat lagi. Sayangnya setelah buka, saya harus cabut. Saya nggak berani pulang terlalu malam, sebab nggak bawa jaket. Takut KO. Dalam kondisi kurang tidur karena i’tikaf dan sahur puasa Ramadhan sudah tentu stamina pasti kurang fit bila dibandingkan cukup tidur. Betul?
Siapa sangka, mereka yang dulunya terlihat culun saat pertama bertemu, sekarang mulai terlihat aslinya. Tipikal anak-anak sekarang. Bawel, suka show off, banyak canda, dan suka ngecengin. Wajar. Bukan sesuatu yang negatif. Karena memang usia berkaitan dengan perkembangan jiwa. Yang penting adalah bagaimana membawa mereka ke arah yang benar. Ibarat kendaraan, tergantung supir kemana mau dibawa.
Kalau ada upaya tiga F yang digunakan untuk mempengaruhi perilaku dan pergaulan mereka, sebagai orang tua perlu hati-hati menjaganya agar tidak kebablasan. Food Fun dan Fashion tidak bisa lepas dari kehidupan siapa saja, khususnya para culun ini. Mereka merasa tidak modern kalau belum makan fast food. Dianggap kuno dan kampungan kalau mencari hiburan dalam kelompok baca atau ngeriyung dalam perkumpulan remaja masjid. Dan merupakan godaan yang sangat luar biasa kuatnya untuk berpakaian seperti tokoh idola meskipun bagi cewek harus terlihat bupati (buka paha tinggi-tinggi) dan sekwilda (sekitar wilayah dada). Bagi cowok, ditindik dan bertato bisa menjadi kebanggaan. Padahal kebo juga ditindik hidungnya, sapi dan kuda ditato pantatnya dengan besi panas.
Banyak standar barat yang digunakan untuk mempengaruhi perilaku orang Indonesia yang bisa menjerumuskan moral bila tidak hati-hati. Dalam industri pariwisata, ada tiga S untuk menarik wisatawan. Sand Sun dan Sex. Walah! Pasir putih yang indah dan matahari yang bersinar cerah sih boleh-boleh saja. Tapi sex? Nikah dulu! Baruuu………. Makanya kalau di daerah Puncak ada kebiasaan kawin kontrak dengan orang-orang Timur Tengah, hal ini dianggap memang sesuai dengan slogan 3S tadi. Bagi pelakunya sih sama-sama untung. Orang lokalnya dapat duit, penikmatnya memperoleh kepuasan. Beli satu untuk dipakai lama. Bisa melampiaskan syahwatnya dengan harga murah. Meskipun sudah terkenal di manca negara, nyatanya pemerintah daerah Bogor tidak mau bila dikatakan Puncak merupakan tempat wisata sex sebagaimana Phuket di Thailand sono.
Balik ke manusia yang berubah. Jelas terlihat bahwa kita akan terus mengalami perubahan. Baik fisik maupun keberuntungan. Ketika Kamis (19/10) kemarin ada acara buka puasa bersama para alumni di BEC, anak-anak yang dulu pernah saya ajar, mulai angkatan 6 s/d 8, penampilannya nampak sudah berubah semua. Untungnya saya masih bisa mengenalinya. Mereka sudah terlihat dewasa. Barangkali karena mereka telah bekerja, telah mengalami enak nggak enaknya mencari duit. Mereka yang dulu culun, malam itu sudah tidak terlihat lagi. Sayangnya setelah buka, saya harus cabut. Saya nggak berani pulang terlalu malam, sebab nggak bawa jaket. Takut KO. Dalam kondisi kurang tidur karena i’tikaf dan sahur puasa Ramadhan sudah tentu stamina pasti kurang fit bila dibandingkan cukup tidur. Betul?
Saturday, October 14, 2006
Visitasi
Dua hari saya jalan-jalan. Mengunjungi anak-anak BEC angkatan 9 yang lagi Praktek Industri (PI). Nama baru yang dulu istilahnya praktek kerja lapangan (PKL). Dalam suasana puasa Ramadhan, saya menikmati perjalanan. Meskipun agak lapar dan dahaga.
PT Aneka Tambang adalah tujuan di hari pertama. Tempat PI nya Dede Fitriani. Lokasinya yang ada di wilayah gunung Pongkor terasa sepi. Melihat tempatnya yang kering berdebu, pasti sudah tidak lama hujan. Sama seperti di tempat-tempat lain di Bogor. Lingkungannya tenang, nggak banyak orang. Entah karena puasa atau memang tempatnya sepi. Sampai di tempat tersebut sudah siang memang. Hampir jam satu.Tempat PI nya adalah pusat kesehatannya PT Antam atau suka dibilang Puskes Parempeng. Letaknya ada di dalam Perumahan Tegal Lega Permai, tapi orang-orang menyebutnya Perumahan Parempeng. Nggak tahu kenapa disebut seperti itu, padahal tidak ada tulisan Parempeng di tempat tersebut atau sekitarnya.
Puskes Parempeng ada di bagian bawah lokasi penambangan emas. Sedangkan penambangannya sendiri masih sekitar 14 km dari tempat tersebut. Setelah sholat di mesjid yang ada di dekat Puskes, saya ketemu dengan pembimbing lapangan, Kusdiana, tapi suka dipanggil pak Ujang. Nggak terasa ngobrol kemana-mana hingga dua jam lebih. Pukul 2.54 wib saya putuskan pulang.
Kamis, 12 Oktober, hari kedua saya melakukan visitasi. Sekarang ada dua tempat yang harus saya kunjungi. PT Jasa Marga dan Bumi Karsa Bidakara Hotel. Keduanya ada di Jakarta. Kota yang pernah saya kunjungi setiap hari kerja selama sembilan tahun.
Visitasi pertama saya adalah ke Jasa Marga. Ada tiga mahasiswa disini. Nurlaela Fitri, Hamzah Sayap, dan Asep Saepul Rahman. Saya ketemu dengan ketiga pembimbing lapangannya, pak Iman, pak Endang, dan bu Wati. Sedangkan anak yang lagi praktek hanya dua yang saya jumpai. Ipul lagi ke kampus, bimbingan.
Dari Jasa Marga langsung ke Bidakara. Saya sudah sampai di dalam gedungnya, tapi kebingungan mencari kantornya. Baru pertama kali saya masuk gedung ini. Biar nggak pusing, saya telepon tempat PI nya. Ternyata yang terima Viena, anak BEC angkatan 8 yang kerja disitu. Selain dia, Dini teman seangkatannya juga kerja di tempat yang sama. Mereka memang dulu praktek di tempat tersebut. Saya suruh Viena untuk datang ke tempat saya menunggu. Kemudian saya diantar ke ruangan pembimbing lapangan yang bernama ibu Yenny Sisca. Anak yang PI sekarang adalah Firmansyah dan Wahyu Hidayat. Sayang saya tidak ketemu keduanya.
Kelar dari Bidakara, saya langsung menuju Citacom. Memang sudah saya rencanakan untuk mengunjungi bekas kantor saya ini bila acara visitasi selesai. Saya sempatkan untuk ketemu dengan mantan teman-teman sekantor. Pertama silaturahim, yang kedua saya sudah kangen dengan mereka. Sekalian mumpung ada di Jakarta. Karena lama tidak pernah ketemu, lama juga ngobrol dengan mereka.
Saya baru pulang setelah sholat asar. Chaerul yang bagian gudang mengantar saya ke stasiun Gondangdia. Stasiun yang bertahun-tahun yang lalu sering saya jadikan tempat pemberangkatan bila hendak pulang ke Bogor. Tidak ada perubahan yang berarti. Warnanya masih kuning kecoklatan. Pedagang asongan bersliweran menjajakan dagangannya. Saya sempatkan beli jigsaw puzzle Spongebob untuk Al dan Reyhan. Akhirnya kereta ekpres AC saya datang. Maksudnya biar agak nyamanan sedikit saya sengaja pilih kereta tersebut. Meskipun keretanya penuh kaya kereta ekonomi dan berdiri sampai Bojonggede, paling tidak gerbongnya berAC. Jadwal pemberangkatan yang harusnya 4.10 molor jadi 4.25. Biasa, nggak heran. Namanya juga PJKA. Kata orang-orang kereta, PJKA itu singkatan dari Perusahaan Jawatan Kumaha Aing (perusahaan gimana saya).
Kereta melaju melewati stasiun Cikini. Sebaris pantun tiba-tiba juga ikut melaju karenanya. Cikini Gondangdia, aku begini karena dia. Ceile….. melankolis coy!
PT Aneka Tambang adalah tujuan di hari pertama. Tempat PI nya Dede Fitriani. Lokasinya yang ada di wilayah gunung Pongkor terasa sepi. Melihat tempatnya yang kering berdebu, pasti sudah tidak lama hujan. Sama seperti di tempat-tempat lain di Bogor. Lingkungannya tenang, nggak banyak orang. Entah karena puasa atau memang tempatnya sepi. Sampai di tempat tersebut sudah siang memang. Hampir jam satu.Tempat PI nya adalah pusat kesehatannya PT Antam atau suka dibilang Puskes Parempeng. Letaknya ada di dalam Perumahan Tegal Lega Permai, tapi orang-orang menyebutnya Perumahan Parempeng. Nggak tahu kenapa disebut seperti itu, padahal tidak ada tulisan Parempeng di tempat tersebut atau sekitarnya.
Puskes Parempeng ada di bagian bawah lokasi penambangan emas. Sedangkan penambangannya sendiri masih sekitar 14 km dari tempat tersebut. Setelah sholat di mesjid yang ada di dekat Puskes, saya ketemu dengan pembimbing lapangan, Kusdiana, tapi suka dipanggil pak Ujang. Nggak terasa ngobrol kemana-mana hingga dua jam lebih. Pukul 2.54 wib saya putuskan pulang.
Kamis, 12 Oktober, hari kedua saya melakukan visitasi. Sekarang ada dua tempat yang harus saya kunjungi. PT Jasa Marga dan Bumi Karsa Bidakara Hotel. Keduanya ada di Jakarta. Kota yang pernah saya kunjungi setiap hari kerja selama sembilan tahun.
Visitasi pertama saya adalah ke Jasa Marga. Ada tiga mahasiswa disini. Nurlaela Fitri, Hamzah Sayap, dan Asep Saepul Rahman. Saya ketemu dengan ketiga pembimbing lapangannya, pak Iman, pak Endang, dan bu Wati. Sedangkan anak yang lagi praktek hanya dua yang saya jumpai. Ipul lagi ke kampus, bimbingan.
Dari Jasa Marga langsung ke Bidakara. Saya sudah sampai di dalam gedungnya, tapi kebingungan mencari kantornya. Baru pertama kali saya masuk gedung ini. Biar nggak pusing, saya telepon tempat PI nya. Ternyata yang terima Viena, anak BEC angkatan 8 yang kerja disitu. Selain dia, Dini teman seangkatannya juga kerja di tempat yang sama. Mereka memang dulu praktek di tempat tersebut. Saya suruh Viena untuk datang ke tempat saya menunggu. Kemudian saya diantar ke ruangan pembimbing lapangan yang bernama ibu Yenny Sisca. Anak yang PI sekarang adalah Firmansyah dan Wahyu Hidayat. Sayang saya tidak ketemu keduanya.
Kelar dari Bidakara, saya langsung menuju Citacom. Memang sudah saya rencanakan untuk mengunjungi bekas kantor saya ini bila acara visitasi selesai. Saya sempatkan untuk ketemu dengan mantan teman-teman sekantor. Pertama silaturahim, yang kedua saya sudah kangen dengan mereka. Sekalian mumpung ada di Jakarta. Karena lama tidak pernah ketemu, lama juga ngobrol dengan mereka.
Saya baru pulang setelah sholat asar. Chaerul yang bagian gudang mengantar saya ke stasiun Gondangdia. Stasiun yang bertahun-tahun yang lalu sering saya jadikan tempat pemberangkatan bila hendak pulang ke Bogor. Tidak ada perubahan yang berarti. Warnanya masih kuning kecoklatan. Pedagang asongan bersliweran menjajakan dagangannya. Saya sempatkan beli jigsaw puzzle Spongebob untuk Al dan Reyhan. Akhirnya kereta ekpres AC saya datang. Maksudnya biar agak nyamanan sedikit saya sengaja pilih kereta tersebut. Meskipun keretanya penuh kaya kereta ekonomi dan berdiri sampai Bojonggede, paling tidak gerbongnya berAC. Jadwal pemberangkatan yang harusnya 4.10 molor jadi 4.25. Biasa, nggak heran. Namanya juga PJKA. Kata orang-orang kereta, PJKA itu singkatan dari Perusahaan Jawatan Kumaha Aing (perusahaan gimana saya).
Kereta melaju melewati stasiun Cikini. Sebaris pantun tiba-tiba juga ikut melaju karenanya. Cikini Gondangdia, aku begini karena dia. Ceile….. melankolis coy!
Sunday, October 08, 2006
Childish
Sambil menikmati ta’jil setelah selesai sholat magrib, saya ngobrol bersama para tetangga di masjid. Salah satu ada yang mengeluh kalau lagi nggak enak badan. “Masuk angin,” katanya. Tetangga yang lain kemudian menjawab: “Masing mending masuk angin. Daripada masuk kristen?” Kami tertawa semua.
Adalagi yang cerita bahwa puasa hari pertama dan kedua terpaksa bocor. Sakit perut yang mengakibatkan keluar air melulu saat buang hajat membuatnya teler. Sudah berobat ke dokter dan dikasih obat. Ternyata tidak sembuh juga. Lalu beli obat di warung, eh malah sembuh. Sontak yang lain nimpalin, “Dasar perut kampung!”
Sebenarnya ada yang lebih manjur dari obat manapun untuk sakit perut. Untuk menghentikan buang-buang air yang terus-terusan, direkomendasikan makan jagung rebus. Dijamin langsung berhenti. Yang habis sakit perut nggak percaya. Proteslah dia. Mana mungkin, kan justru jagung memicu mencret. Gitulah katanya. Karena sebenarnya hanya bercanda saja, maka yang memberi saran menjawab. Dijamin buang-buang airnya pasti langsung berhenti dengan memakan jagung rebus. Caranya, jagungnya dimakan. Kalau sudah habis, tongkolnya disumbatkan ke lubang tempat mencret keluar.
Bila ketemu dengan teman, atau yang sudah akrab seperti dengan para tetangga, usia tidak bisa menjadi ukuran untuk menjadi dewasa. Saling ngecengin sebagaimana dilakukan anak-anak sekolah atau kuliahan juga tetap dilakukan. Menjadi tua itu sudah pasti, tetapi menjadi dewasa adalah pilihan. Perilaku kekanak-kanakan bisa muncul dari orang yang secara umur sudah dewasa. Sebaliknya, seorang yang masih dikatakan anak-anak bisa berbicara atau berperilaku seperti orang dewasa. Saya punya tetangga yang punya anak seperti itu. Dan saya pernah menjadi “korbannya” saat saya menanyakan keberadaan bapaknya. Rasanya aneh dan sedikit jengkel diperlakukan seperti itu. Kok dia bisa seperti itu, padahal usianya baru sembilan tahunan.
Saya barusan menengok pak Jafar lagi. Dia mantan tetangga yang tinggalnya dulu persis di sebelah kiri rumah saya. Dia sekarang tinggal di rumah bu Een yang merupakan adik dari istrinya, setelah hampir sebulan dirawat di RS PMI. Berdasarkan hasil scan, ada pendarahan di otak. Menurut cerita istrinya, pak Jafar tiba-tiba pingsan setelah makan siang di kantor. Kemungkinan bisa jadi penyebab dia jatuh adalah karena penyakit darah tingginya. Sejak itu dia tidak kenal siapa-siapa. Pak Jafar mengalami amnesia. Dia masih belum mengenali siapa-siapa. Istrinya sendiripun dia tidak kenal. Sorotan mata dan senyumnya kembali seperti anak-anak. Innocent.
Subhanallah. Begitu gampang Allah membalikkan kehidupan manusia. Pak Jafar yang tadinya tidak bisa diam, sekarang terkapar di tempat tidur. Yang tadinya gagah dengan badan tegap dan terlihat jantan dengan kumisnya yang tebal, sekarang polahnya seperti seorang bocah. Dia masih belum bisa jalan. Baru belajar duduk dan jongkok. Pendarahan yang terjadi di otaknya melumpuhkan segalanya.
Mudah-mudah cepat sembuh dan kembali normal pak Jafar. Semoga.
Adalagi yang cerita bahwa puasa hari pertama dan kedua terpaksa bocor. Sakit perut yang mengakibatkan keluar air melulu saat buang hajat membuatnya teler. Sudah berobat ke dokter dan dikasih obat. Ternyata tidak sembuh juga. Lalu beli obat di warung, eh malah sembuh. Sontak yang lain nimpalin, “Dasar perut kampung!”
Sebenarnya ada yang lebih manjur dari obat manapun untuk sakit perut. Untuk menghentikan buang-buang air yang terus-terusan, direkomendasikan makan jagung rebus. Dijamin langsung berhenti. Yang habis sakit perut nggak percaya. Proteslah dia. Mana mungkin, kan justru jagung memicu mencret. Gitulah katanya. Karena sebenarnya hanya bercanda saja, maka yang memberi saran menjawab. Dijamin buang-buang airnya pasti langsung berhenti dengan memakan jagung rebus. Caranya, jagungnya dimakan. Kalau sudah habis, tongkolnya disumbatkan ke lubang tempat mencret keluar.
Bila ketemu dengan teman, atau yang sudah akrab seperti dengan para tetangga, usia tidak bisa menjadi ukuran untuk menjadi dewasa. Saling ngecengin sebagaimana dilakukan anak-anak sekolah atau kuliahan juga tetap dilakukan. Menjadi tua itu sudah pasti, tetapi menjadi dewasa adalah pilihan. Perilaku kekanak-kanakan bisa muncul dari orang yang secara umur sudah dewasa. Sebaliknya, seorang yang masih dikatakan anak-anak bisa berbicara atau berperilaku seperti orang dewasa. Saya punya tetangga yang punya anak seperti itu. Dan saya pernah menjadi “korbannya” saat saya menanyakan keberadaan bapaknya. Rasanya aneh dan sedikit jengkel diperlakukan seperti itu. Kok dia bisa seperti itu, padahal usianya baru sembilan tahunan.
Saya barusan menengok pak Jafar lagi. Dia mantan tetangga yang tinggalnya dulu persis di sebelah kiri rumah saya. Dia sekarang tinggal di rumah bu Een yang merupakan adik dari istrinya, setelah hampir sebulan dirawat di RS PMI. Berdasarkan hasil scan, ada pendarahan di otak. Menurut cerita istrinya, pak Jafar tiba-tiba pingsan setelah makan siang di kantor. Kemungkinan bisa jadi penyebab dia jatuh adalah karena penyakit darah tingginya. Sejak itu dia tidak kenal siapa-siapa. Pak Jafar mengalami amnesia. Dia masih belum mengenali siapa-siapa. Istrinya sendiripun dia tidak kenal. Sorotan mata dan senyumnya kembali seperti anak-anak. Innocent.
Subhanallah. Begitu gampang Allah membalikkan kehidupan manusia. Pak Jafar yang tadinya tidak bisa diam, sekarang terkapar di tempat tidur. Yang tadinya gagah dengan badan tegap dan terlihat jantan dengan kumisnya yang tebal, sekarang polahnya seperti seorang bocah. Dia masih belum bisa jalan. Baru belajar duduk dan jongkok. Pendarahan yang terjadi di otaknya melumpuhkan segalanya.
Mudah-mudah cepat sembuh dan kembali normal pak Jafar. Semoga.
Tetap Semangat....... Makan
Bawang merah
Bawang putih
Cabai
Tomat
Garam
Daun salam
Sereh
Jeruk daun (boleh buah boleh daunnya)
Kemiri
Petai
Apaan tuh? Itu ramuan sambal yang saya uleg tadi malam (malam Minggu). Rupanya Ramadhan tidak menyurutkan para tetangga yang lagi giliran ronda untuk makan-makan. Memang kadang malah bisa dibilang jadi kebiasaan kalau malam Minggu. Mereka, meskipun pejantan semua, suka masak-masak. Kemudian disantap ramai-ramai. Persis seperti pestanya orang Papua. Duduk berhadap-hadapan yang ditengahnya dihampar daun pisang utuh tempat hidangan ditaruh di atasnya.
Menunya rutin. Itu-itu saja. Tapi herannya, nggak pernah bosen. Selalu yang dimakan nasi putih, ikan teri goreng, sambel dengan resep yang saya sebutkan di atas, kerupuk, dan kalau lagi ada, petai. Nikmat rasanya, meskipun alakadarnya. Barangkali karena kebersamaannya itulah yang membuat makanan yang sederhana jadi lezat.
Saya sendiri sudah ikut pesta tengah malam itu beberapa kali. Tapi sampai yang tadi malam, belum pernah sekalipun ikut iuran. Kayaknya ada pembagian tugas. Orang lain tugasnya ngeluarin duit buat beli bahan baku, memasak, lalu ada yang tugasnya makan. Saya sampai saat ini masih termasuk kelompok dengan tugas yang terakhir itu. Kalaupun tadi malam saya nguleg sambel, itupun semata-mata ingin merasakan berolahraga di tengah malam. Wek!
Semalam agak berbeda dari biasanya. Karena ada pak Yatin yang pinter bikin nasi kebuli. Maka, nasi putih yang biasanya polos, hanya dikasih daun salam saat masaknya, semalam dibikin berbeda. Ada campuran ikan teri, potongan cabai rawit, potongan bawang merah, daun salam, sereh, garam, penyedap rasa, dan sedikit minyak goreng. Hasilnya, terciptalah nasi kebuli.
Sambel yang saya uleg, setelah digoreng, luar biasa…… pedasnya. Yang pasti nikmat meskipun pedasnya minta ampun. Sayangnya sambelnya terlalu sedikit untuk enam belas orang. Saya sendiri cuma dapet sedikit. Nggak puas. Tapi mau gimana lagi.
Saya bayangkan betapa nikmatnya bila santapan itu dinikmati rame-rame di atas gunung. Dengan ditemani minuman bansus yang saya pernah diajari oleh Teguh anak BEC angkatan 9. Luar biasa!
Bawang putih
Cabai
Tomat
Garam
Daun salam
Sereh
Jeruk daun (boleh buah boleh daunnya)
Kemiri
Petai
Apaan tuh? Itu ramuan sambal yang saya uleg tadi malam (malam Minggu). Rupanya Ramadhan tidak menyurutkan para tetangga yang lagi giliran ronda untuk makan-makan. Memang kadang malah bisa dibilang jadi kebiasaan kalau malam Minggu. Mereka, meskipun pejantan semua, suka masak-masak. Kemudian disantap ramai-ramai. Persis seperti pestanya orang Papua. Duduk berhadap-hadapan yang ditengahnya dihampar daun pisang utuh tempat hidangan ditaruh di atasnya.
Menunya rutin. Itu-itu saja. Tapi herannya, nggak pernah bosen. Selalu yang dimakan nasi putih, ikan teri goreng, sambel dengan resep yang saya sebutkan di atas, kerupuk, dan kalau lagi ada, petai. Nikmat rasanya, meskipun alakadarnya. Barangkali karena kebersamaannya itulah yang membuat makanan yang sederhana jadi lezat.
Saya sendiri sudah ikut pesta tengah malam itu beberapa kali. Tapi sampai yang tadi malam, belum pernah sekalipun ikut iuran. Kayaknya ada pembagian tugas. Orang lain tugasnya ngeluarin duit buat beli bahan baku, memasak, lalu ada yang tugasnya makan. Saya sampai saat ini masih termasuk kelompok dengan tugas yang terakhir itu. Kalaupun tadi malam saya nguleg sambel, itupun semata-mata ingin merasakan berolahraga di tengah malam. Wek!
Semalam agak berbeda dari biasanya. Karena ada pak Yatin yang pinter bikin nasi kebuli. Maka, nasi putih yang biasanya polos, hanya dikasih daun salam saat masaknya, semalam dibikin berbeda. Ada campuran ikan teri, potongan cabai rawit, potongan bawang merah, daun salam, sereh, garam, penyedap rasa, dan sedikit minyak goreng. Hasilnya, terciptalah nasi kebuli.
Sambel yang saya uleg, setelah digoreng, luar biasa…… pedasnya. Yang pasti nikmat meskipun pedasnya minta ampun. Sayangnya sambelnya terlalu sedikit untuk enam belas orang. Saya sendiri cuma dapet sedikit. Nggak puas. Tapi mau gimana lagi.
Saya bayangkan betapa nikmatnya bila santapan itu dinikmati rame-rame di atas gunung. Dengan ditemani minuman bansus yang saya pernah diajari oleh Teguh anak BEC angkatan 9. Luar biasa!
Subscribe to:
Posts (Atom)