Dua hari saya jalan-jalan. Mengunjungi anak-anak BEC angkatan 9 yang lagi Praktek Industri (PI). Nama baru yang dulu istilahnya praktek kerja lapangan (PKL). Dalam suasana puasa Ramadhan, saya menikmati perjalanan. Meskipun agak lapar dan dahaga.
PT Aneka Tambang adalah tujuan di hari pertama. Tempat PI nya Dede Fitriani. Lokasinya yang ada di wilayah gunung Pongkor terasa sepi. Melihat tempatnya yang kering berdebu, pasti sudah tidak lama hujan. Sama seperti di tempat-tempat lain di Bogor. Lingkungannya tenang, nggak banyak orang. Entah karena puasa atau memang tempatnya sepi. Sampai di tempat tersebut sudah siang memang. Hampir jam satu.Tempat PI nya adalah pusat kesehatannya PT Antam atau suka dibilang Puskes Parempeng. Letaknya ada di dalam Perumahan Tegal Lega Permai, tapi orang-orang menyebutnya Perumahan Parempeng. Nggak tahu kenapa disebut seperti itu, padahal tidak ada tulisan Parempeng di tempat tersebut atau sekitarnya.
Puskes Parempeng ada di bagian bawah lokasi penambangan emas. Sedangkan penambangannya sendiri masih sekitar 14 km dari tempat tersebut. Setelah sholat di mesjid yang ada di dekat Puskes, saya ketemu dengan pembimbing lapangan, Kusdiana, tapi suka dipanggil pak Ujang. Nggak terasa ngobrol kemana-mana hingga dua jam lebih. Pukul 2.54 wib saya putuskan pulang.
Kamis, 12 Oktober, hari kedua saya melakukan visitasi. Sekarang ada dua tempat yang harus saya kunjungi. PT Jasa Marga dan Bumi Karsa Bidakara Hotel. Keduanya ada di Jakarta. Kota yang pernah saya kunjungi setiap hari kerja selama sembilan tahun.
Visitasi pertama saya adalah ke Jasa Marga. Ada tiga mahasiswa disini. Nurlaela Fitri, Hamzah Sayap, dan Asep Saepul Rahman. Saya ketemu dengan ketiga pembimbing lapangannya, pak Iman, pak Endang, dan bu Wati. Sedangkan anak yang lagi praktek hanya dua yang saya jumpai. Ipul lagi ke kampus, bimbingan.
Dari Jasa Marga langsung ke Bidakara. Saya sudah sampai di dalam gedungnya, tapi kebingungan mencari kantornya. Baru pertama kali saya masuk gedung ini. Biar nggak pusing, saya telepon tempat PI nya. Ternyata yang terima Viena, anak BEC angkatan 8 yang kerja disitu. Selain dia, Dini teman seangkatannya juga kerja di tempat yang sama. Mereka memang dulu praktek di tempat tersebut. Saya suruh Viena untuk datang ke tempat saya menunggu. Kemudian saya diantar ke ruangan pembimbing lapangan yang bernama ibu Yenny Sisca. Anak yang PI sekarang adalah Firmansyah dan Wahyu Hidayat. Sayang saya tidak ketemu keduanya.
Kelar dari Bidakara, saya langsung menuju Citacom. Memang sudah saya rencanakan untuk mengunjungi bekas kantor saya ini bila acara visitasi selesai. Saya sempatkan untuk ketemu dengan mantan teman-teman sekantor. Pertama silaturahim, yang kedua saya sudah kangen dengan mereka. Sekalian mumpung ada di Jakarta. Karena lama tidak pernah ketemu, lama juga ngobrol dengan mereka.
Saya baru pulang setelah sholat asar. Chaerul yang bagian gudang mengantar saya ke stasiun Gondangdia. Stasiun yang bertahun-tahun yang lalu sering saya jadikan tempat pemberangkatan bila hendak pulang ke Bogor. Tidak ada perubahan yang berarti. Warnanya masih kuning kecoklatan. Pedagang asongan bersliweran menjajakan dagangannya. Saya sempatkan beli jigsaw puzzle Spongebob untuk Al dan Reyhan. Akhirnya kereta ekpres AC saya datang. Maksudnya biar agak nyamanan sedikit saya sengaja pilih kereta tersebut. Meskipun keretanya penuh kaya kereta ekonomi dan berdiri sampai Bojonggede, paling tidak gerbongnya berAC. Jadwal pemberangkatan yang harusnya 4.10 molor jadi 4.25. Biasa, nggak heran. Namanya juga PJKA. Kata orang-orang kereta, PJKA itu singkatan dari Perusahaan Jawatan Kumaha Aing (perusahaan gimana saya).
Kereta melaju melewati stasiun Cikini. Sebaris pantun tiba-tiba juga ikut melaju karenanya. Cikini Gondangdia, aku begini karena dia. Ceile….. melankolis coy!
No comments:
Post a Comment