Saturday, April 12, 2008

Hidup Sekali

Jika anda yang banyak duit dan waktu sedang berbaik hati ingin mentraktir saya, tidak usah bingung. Saya akan bantu anda dengan memberikan daftar yang bisa dipilih untuk melaksanakan niat mulia anda itu.

Saya ini banyak kesukaannya, dan memang orang hidup itu harus begitu. Saya sarankan anda juga sebaiknya seperti itu. Sebelum saya bicara panjang lebar, berikut ini apa-apa yang bisa anda lakukan untuk menyenangkan saya. Saya ini orangnya tidak mboten-mboten. Saya akan sangat happy bila dapat:


  • main catur, scrabble, gaple, bilyard,
  • minum float ice rootbeer di American Warteg (AW),
  • makan soto lamongan, soto kudus, mi ayam,
  • makan buah, apa saja kecuali buah kemang, bauk!,
  • nonton film terutama film barat, yang action, drama, thriller juga boleh, asal jangan horor, tidak begitu suka, apalagi horornya Indonesia, tidak minterin,
  • membaca buku, apa saja, terutama yang menginspirasi dan memotivasi,
  • ndengerin musik, semua musik.
Itu semua bisa anda wujudkan untuk saya dengan uang yang anda miliki. Ya, saya tahu, saya terlalu ge-er dan terlalu ngarep. Memang itu yang ada di benak anda kan? Lanjut. Bila anda tidak mau mengeluarkan uang, anda cukup mengajak saya ngobrol, bertukar pendapat. Biar bisa masuk, keluarkanlah sedikit uang untuk beli sepiring singkong goreng dan dua cangkir kopi. Kan kita duaan? Kalaupun tidak ada yang masuk di kepala atau hati, setidaknya singkong dan kopi yang masuk (ke perut). Dengan bincang-bincang yang kita lakukan siapa tahu kita bisa saling memperoleh sesuatu yang bermakna dan bermanfaat. Yang perlu kita sediakan paling waktu. Murah kan? Sebenarnya nggak juga. Kadang-kadang waktu yang oleh orang sibuk sering diperlakukan time is money bisa menjadi time values more than just money, bisa lebih mahal dari sekedar atau sebanyak apapun uang yang dimiliki. Tidak percaya? Coba saja anda beli waktu satu menit yang adalah satu-satunya waktu yang dimiliki sepasang kekasih yang akan berpisah selamanya. Berusahalah membeli satu-satunya waktu yang dimiliki seorang anak sebelum ditinggal mati orangtua yang dicintainya. Uang tidak ada nilainya ketika dibandingkan dengan kasih sayang. Uang tidak ada harganya saat ditukar dengan kehidupan. Uang tidak bisa membeli kebahagiaan. What can money buy?

Jika anda lihat daftar kesukaan saya tadi, please, jangan menganggap saya ini penganut hedonisme. Tolong anda pisahkan antara hedonisme dengan menikmati hidup. Hedonisme memang mempunyai pengertian yang nyerempet-nyerempet dengan menikmati kehidupan. Benang merahnya adalah adanya unsur kesenangan. Hedonisme merupakan paham yang dianut orang-orang yang mencari kesenangan semata. Jika kita tidak waspada dalam menikmati kehidupan ini, tidak tertutup kemungkinan akan terjerumus ke dalam kehidupan hedonis. Jadi pada dasarnya kita harus paham dulu dan bisa membatasi diri.

Hidup ini indah, jadi sudah selayaknya kita nikmati. Kita akan bisa menikmati apabila kita menyukai. Untuk menyukai, yang kita lakukan harus menyenangkan. Nonsense bila ada yang mengatakan bisa menikmati sesuatu yang dia tidak senangi. Apapun. Jika begitu, kenapa kita tidak isi saja dengan hal-hal yang menyenangkan tanpa melupakan dan meninggalkan kewajiban lainnya. Intinya, kita seimbangkan kehidupan ini. Adakalanya kita istighfar dan tawakkal ketika datang waktu ta’zhim di depan Allah. Seolah-olah kita ini akan mati esok hari. Saat waktunya kerja, lakukanlah sebagai ibadah. Bekerjalah dengan giat. Bukan hanya work hard tapi kalau bisa work smart, perumpamaan kita akan hidup selama-lamanya. Sebagai keseimbangan, lengkapi dengan kesenangan sehingga hidup ini akan menjadi colorful dan cheerful. Carilah sebuah atau lebih hobi. Jalankan hobi itu. Maka dijamin anda akan senang. Tidak pernah ada orang menjalankan hobinya dalam keadaan sedih, karena hobi adalah kesenangan.

Hidup ini hanya sekali. Hidup di dunia ini maksud saya. Mengapa kita tidak hirup saja kenikmatan di dalamnya. Sekali lagi, bukan saya mengajarkan anda menjadi hedonis dan juga bukan menyuruh anda bersenang-senang saja tanpa mempedulikan orang lain. Sekali tempo kita perlu bersikap altruistik, sikap yang mendahulukan kepentingan orang lain. Janganlah egois. Jadilah manusia yang berjiwa sosial tinggi. Milikilah kepekaan sosial. Sudilah berkorban untuk orang lain. Suatu saat jadilah sebatang lilin, menerangi sekeliling dengan bersedia mengorbankan diri sendiri. Tidak ada ruginya kok berkorban. Apalah gunanya hidup anda jika tidak mau berbagi. Anda hanya membutuhkan sedikit harta untuk bisa menghilangkan haus di tenggorokan dan lapar di perut anda. Berapapun harta yang anda punyai tidak akan dapat membasahi tenggorokan dan mengisi perut nafsu anda, karena nafsu tidak ada batasnya. Makanya para koruptor itu sebenarnya secara materi bukannya orang miskin, justru mereka jutawan dan milyarder. Hanya saja, karena perut nafsunya yang ingin dia bikin kenyang maka sampai kapan pun tidak akan pernah penuh. Satu-satunya yang dapat menghentikan keinginan dia hanyalah kematian. Penjara pun hanya bisa menghentikan untuk sementara waktu saja. Masalahnya berani tidak para hakim itu menjatuhkan hukuman mati kepada koruptor. Jangan-jangan malah dia sendiri yang harus mati karena ternyata dia juga korupsi.

Saya sering ngomporin orang untuk menjalankan hobinya. Bila tidak punya, saya suruh mereka untuk mencari kegiatan yang bisa dijadikan hobi. Apakah anda pikir yang saya lakukan itu salah? Tolong tunjukkan di mana salah saya bila anda menganggapnya begitu. Saya berbuat demikian bukan karena ada keuntungan finansial yang akan saya peroleh. Saya hanya mengajak agar mereka menikmati hidupnya, agar kehidupan mereka seimbang, agar tidak stres dan hatinya gembira karena gembira itu menyehatkan.

Memang sudah seharusnya kita melakukan sesuatu dengan baik dan benar. Sebagai mahluk Allah yang tidak ada nilainya di hadapan Beliau, ya sudah seharusnya kita tsabat (komit) dalam menjalankan perintah dan menjauhi yang dilarang-Nya. Menjadi mahluk sosial berarti kita ini tidak boleh bersikap egois. Jangan sampai kita merasa serba lebih dari yang lain dan berlebihan dalam membanggakan diri sendiri yang ujung-ujungnya menjadi takabur. Sebagai mahluk sosial kita perlu bermu’amalah. Dengan berinteraksi sesama mahluk Allah kegembiraan juga akan muncul dari sana.

Hidup memang sekali, tetapi jangan sekali-sekalinya hidup malah bikin susah yang hidup.

1 comment:

  1. Anonymous11:52 AM

    Wah, alangkah bahagianya istri mas. Punya suami yang tidak egois. Suami saya punya hobi yang tidak jauh beda dengan apa yang mas lakukan tapi dalam pelaksanaannya tidak semulus teorinya.

    Suami saya suka scrabble, tapi coba simak cerita berikut. Kami berdua bekerja, sehingga memang benar yang mas tulis, waktu sangat berharga. Orang pinter bilang quality time. Jadi hari Minggu saya sangat ingin dia ada di rumah bersama istri dan anak-anak. Tapi pernah saya sampai memohon-mohonpun dia dengan arogannya menenteng pergi ke rumah teman untuk main scrabble. Padahal kami, istri dan anak-anak suka juga scrabble. Nah, itulah suami saya.

    Lain lagi dengan bilyard. Beberapa kali saya ingin ditemani makan siang. Dia bilang tidak bisa karena sudah terlanjur membuat janji dengan teman kantor untuk makan siang bersama. Untuk itu saya mengerti. Tapi kalau setelah itu terus main bilyard, padahal tempat main bilyard dan tempat saya menunggu untuk makan siang hanya terpaut jarak 100 meter, kan lebih elok kalau dia dating di tempat saya menunggu dan menemani saya. Kalau sudah makan ya… minum kek, atau just stay there saja. Toh setelah itu dia bisa main bilyard dan saya melanjutkan pekerjaan saya. Ya kan? Jadi makan siang dapet, bilyard dapet.

    Cerita tentang camping lain lagi. Beberapa bulan lalu saat kami berempat libur, saya mengajak camping. Dia tahu betul saya juga suka camping karena dulu sebelum kami menikah pun kami sering camping bersama teman-teman. Tapi dia menolak. Lalu dia pergi camping seorang diri dengan alas an saya harus di rumah jaga anak-anak. Kalau anak-anak ada yang jaga, saya boleh ikut. Atau kalau anak-anak sudah besar kita pergi bersama. Begitu katanya. Padahal kalau saja dia mau, saya bisa mengusahakan seseorang untuk menjaga anak-anak kami selama saya ikut camping dengannya. Toh tidak setiap camping saya ngotot pengin ikut. Hanya saja lokasi ini belum pernah saya lihat.
    Komunikasi akan bisa dengan manis terjalin kalau ada yang namanya shared knowledge antara partisipan yang satu dengan lainnya. Salah satu menciptakan shared knowledge ya.. dengan mengalaminya bersama. Nah, ini uniknya suami saya.

    Ada lagi soal lain. Apapun itu, kalau yang ngomong saya, pasti tidak akan dia anggap. Walaupun saya professor, di mata dia saya tetap orang yang tidak tahu apa-apa. Adik ipar saya bilang bahkan ibu mertua bilang padanya seorang istri tidak boleh lebih pandai dari suaminya. Nah lo….

    Masalah hobi, wah dia tidak pernah mau tuh, tahu atau menanyakan apa kesukaan saya. Gimana mau senang dan menikmati hidup kalau nyanyi di rumah sendiri pun dilarang karena suara saya tidak bagus. Dan yang lebih parah, dia mengatakannya di depan para tetangga. Saya kaget bukan main dan tak bisa lupa sampai saat ini. Sakit hati. Meskipun saya tahu suara saya tidak bagus, dia tidak perlu mengatakan hal itu di depan tetangga kan? Apa untungnya?

    Masih seputar hobi, kalau mas bilang jalankan hobi anda. Itu kayaknya a rare luxury untuk saya deh. Wong saya pergi beberapa hari untuk urusan dinas saja susah apalagi for pleasure. Dia bilang, emang ga ada yang single? Memangnya kalau pergi ke luar kota begitu, saya yang kegatelan ya? Kan tentunya karena memang alas an pekerjaan.
    Pernah memang dia mengijinkan saya ke luar kota beberapa kali, tapi kan saya pergi tidak untuk plesir. Kalau plesir kayaknya aduuuuuhhhh…. Ga janji deh.

    Oya, hobinya begadang juga hebat. Kalau sudah ingin begadang, jam 12 malam pun dia keluar dan baru masuk jam 2 pagi. Bagi saya yang penderita insomnia, perlu waktu lama untuk bisa terlelap. SOL namanya, Sleep Onset Latency. Nah kalau saya belum tidur sampai jam 12 dan tidak bisa tidur sampai dia pulang jam 2 atau 3 dini hari, padahal saya harus bangun jam 4 untuk sibuk di dapur, mencuci, dll., lalu berarti semalam suntuk saya tidak tidur kan? Kalau saya pergi tidur jam 12 dan baru terlelap jam 1 atau dua lalu bangun jam 4, kan lumayan masih bisa menikmati tidur walau 1-2 jam.

    Nah yang lucu adalah, justru saya yang dibilang bawel over dosis. Padahal dia tahu betul, saya bukan perumpi. Dan kalau saya tarik dia ke komitmen awal, misalnya pulang tepat waktu, dia akan mengatakan saya galak. Rupanya dia tidak faham beda antara galak dan disiplin.

    Itulah mas, bagaimana bisa saya menikmati hidup kalau yang terjadi seperti itu. Itu baru sebagian kecil. Banyak yang lain. Bahkan secara terus terang dia bilang, kepala keluarga boleh melakukan segala hal sedangkan anggota keluarga tidak boleh.

    Wah banyak ya komentarnya. Maaf kalau jadinya saya curhat. Abis kok pas dengan apa yang saya rasakan. Saya merasakan suami saya egois, dan say abaca tulisan ini yang isinya menghimbau supaya jangan egois. Mudah-mudahan suami saya baca juga.

    ReplyDelete