Dampak limbah plastik yang menjadi penyumbang terjadinya pemanasan global memang benar-benar dahsyat. Sampah plastik yang baru bisa hancur setelah 1000 tahun membuka mata kita, betapa barang itu mengandung bahaya potensial. Apa jadinya bumi ini bila plastik masih terus dikonsumsi dan mendominasi segala macam kebutuhan hidup manusia. Sekedar anda ketahui, di Indonesia saja ada 300 juta kantong plastik yang dibuang setiap tahunnya. Berapa jumlah total di seluruh dunia?
Banyak kampanye dan publikasi yang menginformasikan betapa pentingnya ozone bagi bumi. Sebagai pelindung bumi terhadap sinar ultraviolet, ozone harus terus dijaga. Namun polusi yang terjadi di bumi terus mempertipis lapisan ozone. Asap yang keluar dari cerobong pabrik atau sampah yang dibakar menjadi salah satu penyebabnya. Tentang cerobong pabrik, bila anda pemilik pabriknya barangkali anda perlu mulai memikirkan bagaimana asap yang keluar dari cerobong bisa ramah lingkungan. Mengenai sampah, anda pasti punya. Pada dasarnya kita semua produsen sampah. Anda akan pusing sendiri bila tahu jumlah sampah yang anda hasilkan selama sehari, seminggu, sebulan, setahun. Daripada sampah-sampah itu dibakar, kenapa tidak didaur ulang saja menjadi kompos. Gampang kok caranya. Tidak perlu teknologi dan peralatan canggih. Untuk mengubah sampah menjadi kompos, cukup menjalankan langkah-langkah sederhana. Saya akan kasih tahu caranya nanti.
Kompos itu produk ramah lingkungan. Pasti itu. Dia itu kan hasil penguraian sampah organik yang akan dengan mudah diproses dan diserap bumi. Dengan penanganan yang benar, sampah organik kita bisa menjadi kompos dalam waktu enam minggu. Bandingkan bila sampah itu didiamkan saja dan alam yang memproses, diperlukan waktu enam bulan, baru sampah itu menjadi kompos. Jadi kita akan menghemat waktu hampir lima bulan bila mau bercapek-capek sedikit mengolahnya.
Sebelum cara membuat kompos saya tuliskan, sebaiknya anda perlu tahu tetek-bengek yang terkait dengannya. Dengan demikian nanti tidak akan bertanya-tanya lagi saat mengikuti langkah-langkah dalam proses pembuatan kompos.
Pertama, yang perlu diketahui adalah bahan baku utama membuat kompos, yaitu sampah itu sendiri. Ada dua jenis sampah yaitu organik dan anorganik. Kita harus memisahkan sampah berdasarkan jenisnya. Yang termasuk sampah organik dan bisa dijadikan bahan kompos adalah sampah coklat (daun kering, rumput kering, serbuk gergaji, serutan kayu, sekam, jerami, kulit jagung, kertas yang tidak mengkilat, tangkai sayuran) dan sampah hijau (sayuran, buah-buahan, potongan rumput segar, daun segar, sampah dapur, ampas teh/kopi, kulit telur, pupuk kandang). Sedangkan yang masuk kelompok sampah anorganik adalah plastik, stereoform, kertas (mengkilat), logam, dan kaca.
Selain itu ada bahan-bahan yang sebaiknya tidak dibuat kompos yaitu:
- Daging, ikan, kulit udang, tulang, susu, keju, lemak/minyak, ampas kelapa, sisa sayuran yang bersantan (menyebabkan munculnya belatung).
- Kotoran anjing & kucing (kemungkinan membawa penyakit).
- Tanaman yang berhama (hama dan bijinya masih terkandung dalam kompos jadi).
- Ranting, dahan, dan batang kayu yang tidak mudah hancur dalam kompos (mengundang rayap).
Starter buatan sendiri ini biasa disebut dengan MOL (mikro organisme lokal). Bahan yang digunakan untuk membuatnya bisa bermacam-macam, tergantung selera. Namun, di sini saya akan menjelaskan cara membuat MOL yang bahannya mudah didapat. Di rumah ada nasi kan? Kita bisa membuat MOL dari nasi, yang baru maupun basi.
Langkah-langkah membuat MOL yang merupakan starter dalam pengomposan:
- Nasi (baru maupun basi) dibentuk bulat sebesar bola ping-pong sebanyak 4 buah.
- Diamkan selama tiga hari sampai keluar jamur yang berwarna kuning, jingga, dan abu-abu.
- Bola nasi jamuran kemudian dimasukkan ke dalam botol/wadah plastik.
- Tuang air satu gayung yang sudah dicampur gula sebanyak empat sendok makan ke dalam botol/wadah yang berisi nasi jamuran.
- Diamkan selama satu minggu. Campuran nasi dan air gula tersebut akan berbau asem seperti tape/peuyeum.
- MOL sudah bisa digunakan sebagai starter untuk membuat kompos dengan dicampur air. Perbandingan MOL dengan air sebesar 1:5.
Keempat, remeh-temeh. Sampah coklat kaya kandungan karbon (C) yang merupakan sumber energi makanan untuk mikroba. Sampah hijau mengandung nitrogen (N) yang diperlukan oleh mikroba untuk tumbuh dan berkembang biak. Sampah organik secara alami akan mengalami penguraian oleh ratusan jenis mikroba, enzim, jamur, dan binatang tanah. Proses penguraian memerlukan suhu tertentu, kelembaban, dan oksigen (udara segar).
Setelah semua hal di atas anda mengerti, sekarang waktunya melakukan tahap-tahap pengomposan. Kita gunakan karung sebagai wadahnya.
- Langkah 1:
Potong/cacah dengan ukuran 2 s/d 3 cm sampah organik yang akan dibuat kompos. - Langkah 2:
Campur sampah coklat dan sampah hijau dengan perbandingan 1:2. Jika terlalu banyak sampah coklat, pengomposan akan memakan waktu lama. - Langkah 3:
Ratakan sampah yang akan dibuat kompos sebelum dicampur dengan MOL. - Langkah 4:
Sirami permukaan sampah secara merata dengan MOL. - Langkah 5:
Aduk agar MOL tercampur merata. Siram kembali dengan MOL sampai sampah terlihat basah kemudian aduk kembali. - Langkah 6:
Masukkan sampah ke dalam karung, setelah diangin-anginkan sebentar. Kemudian karung diikat agar tidak diacak-acak kucing, anjing, atau ayam. - Langkah 7:
Karung ditusuk-tusuk dengan obeng atau alat lainnya secara merata agar oksigen (udara segar) bisa masuk. - Langkah 8:
Simpan di tempat yang tidak kehujanan dan tidak terkena sinar matahari langsung. - Langkah 9:
Seminggu sekali Langkah 3 s/d 8 diulang kembali. Dalam waktu enam minggu kompos sudah jadi dan siap digunakan.
Catatan:
- Minggu ke-1 dan ke-2 mikroba mulai bekerja, suhu mencapai 45-65C. Karung terasa hangat bila dipegang.
- Minggu ke-3 dan ke-4 suhu mulai menurun menjadi sekitar 40C.
- Minggu ke-5 dan ke-6 suhu kembali normal seperti suhu tanah, kompos sudah jadi/matang.
- Kompos yang sudah jadi berwarna coklat kehitam-hitaman dan baunya seperti tanah.
- Kompos bisa disimpan di dalam karung sebelum digunakan.
saya akan coba
ReplyDeletesaya juga
ReplyDeletesaya juga
ReplyDeletesaye jugak
ReplyDeletesaya juga,
ReplyDeletetrimakasih sdah bagi2 ilmu,
artikel yang menarik, terimakasih
ReplyDeleteBaru ketemu cara yang sederhana & gak mahal, saya akan coba juga, terimakash.
ReplyDeleteKalau rumput kering karena di semprot pakai glifosat apa bisa d gunakan.
ReplyDeleteKalau rumput kering karena di semprot pakai glifosat apa bisa d gunakan.
ReplyDeletesaya juga
ReplyDelete*ikut-ikutan koment di atas.
BTW, Thanks a lot info nya bermanfaat,..
Saya juga akan coba cara ini, saya udah coba berkali kali pake ember bekas cat tapi selalu berbelatung.
ReplyDeleteTrimakasih murah meriah... Dicoba dicoba
ReplyDeleteSaya juga😀
ReplyDeletePerbandingan 1;2 itu yg 1 itu sampah ijo apa yg coklat
ReplyDeleteSaya mau coba ...
ReplyDeleteizin bertanya, membuat mol.nya disimpan selama 1 minggu di wadah tertutup atau terbuka...?
ReplyDeleteSiap bikin kompos dalam karung
ReplyDeleteApabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan Chemical yang tepat kepada Anda mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.
ReplyDeleteSalam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Degreaser & Floor Cleaner Plant
Oli industri
Rust remover
Coal & feul oil additive
Cleaning Chemical
Lubricant
Other Chemical
RO Chemical
Hand sanitizer
Evaporator
Oli Grease
Karung