
Minggu, 27 Mei
Dua kali dalam sepekan saya jalan-jalan keliling kampung. Tidak jauh-jauh. Cukup kampung-kampung yang ada di dekat rumah. Selain untuk olah raga melemaskan kaki, juga untuk mengenal lingkungan sekitar. Dengan berjalan satu sampai dua jam, badan terasa sehat. Paru-paru jadi penuh dengan udara pagi yang bersih dan segar. Sengaja saya melewati jalan-jalan yang tidak banyak kendaraan. Sesuai namanya, kampung dan persawahan serta kebun yang lebih banyak saya lewati.
Waktu tempuh dari jalan-jalan yang pertama adalah sekitar satu jam. Keluar dari rumah sekitar jam tujuh-an. Rute pertama yang dilewati melalui perumahan menuju persawahan yang ada di belakang perumahan tempat saya dan keluarga tinggal. Berdua dengan istri, saya jalan melalui blok L1, M1, P1, dan Q1. Komplek perumahan habis, disambung dengan persawahan. Alam yang hijau menyambut kami. Perjalanan menyeberangi persawahan sekitar sepuluh menit sampai ketemu dengan pertigaan. Persimpangan ini menuju desa Cicadas bila belok kiri dan kampung Setu kalau ke arah kanan. Kami ambil belokan ke kiri menuju desa Cicadas.
Cicadas merupakan desa di pinggiran jalan menuju lokasi wisata Gunung Salak Endah. Bila menuju tempat wisata ini melalui pertigaan Cikampak maka akan melewati desa ini. Dari Cicadas kami menyusuri jalan aspal. Muncul rasa khawatir juga dengan berjalan di pinggir jalan yang merupakan jalur kendaraan roda empat. Meskipun masih pagi tetapi nyatanya mobil sudah berseliweran. Selain itu udara pagi yang dihirup bercampur dengan asap dari knalpot.
Sampai di desa Bojongrangkas, kami mengambil jalan yang berbelok ke kiri. Jalan ini meskipun aspal tetapi bukan jalur utama mobil lewat. Meskipun mobil kadang-kadang melewati jalur tersebut, untungnya pagi itu tidak ada yang lewat. Aman. Kami sempatkan mampir ke rumah nenek untuk bertegur sapa dan saya lihat istri saya memberikan uang jajan kepadanya. Nenek ini hanya sebutan saja. Bukan nenek dari hubungan darah. Dia dulu mengasuh Reyhan, anak terkecil saya. Untuk membiasakan anak-anak, kami memanggilnya nenek.
Dari rumah nenek, kami jalan lagi. Kami ikuti jalan beraspal yang sebagian sudah mengelupas. Sampai jalan beraspal habis disambung dengan jalan yang menjadi dua, ke kiri dan lurus. Jalan ke arah kiri terbuat dari semen sedang yang ke kanan jalan tanah dan agak menanjak. Saya sempat bingung, yang mana yang mesti diambil. Melihat jalan yang lurus lebih lebar dan mobil bisa lewat, saya pilih jalan ini.
Jalan yang kami pilih ternyata berkelok-kelok. Keluar masuk kampung. Hingga pada satu tikungan saya tanya seseorang, apakah jalan yang saya lewati ini bisa tembus ke jalan raya. Ternyata jalan itu tembusnya sampai kampung Sindangsari. Dari kampung itu keluar ke jalan raya yang dilewati angkot jurusan Bubulak - Jasinga atau Ciampea. Saat saya lihat jam, saya dan istri sudah berjalan selama satu jam dihitung dari keluar rumah.
Jalan-jalan menyusuri kampung berakhir sampai di ujung kampung Sindangsari. Kami menyeberang jalan kemudian naik angkot ke arah kampus IPB untuk sarapan pagi. Selesai sarapan, kami jalan sebentar menuju toko tanaman Agroteko untuk beli pupuk kandang (tahi kambing). Sesampainya di rumah nanti saya akan membongkar tanaman alamanda dan menggantikannya dengan pohon melati.
Jum’at, 1 Juni
Kebetulan hari ini libur tanggal merah. Sesuai rencana yang dibuat beberapa hari sebelumnya, saya jalan lagi berdua dengan istri. Pukul 06.45 kami keluar rumah. Masih sama seperti hari Minggu kemarin, kami lewat blok belakang L1, M1, P1, dan Q1 sebelum masuk ke persawahan.


Dari kampung Leuweung Kolot, kami masuk kampung Tank. Agak aneh namanya. Ngggak tahu kenapa dikasih nama seperti itu. Apakah karena disitu dulu ditemukan tank atau merupakan garasinya? Taulah. Tapi saya yakin nama kampung tersebut dinamakan kampung Tank bukan karena ditemukan banyak sepiteng (septic tank). Kalau anda berpikiran seperti itu, berarti anda cari gara-gara.



No comments:
Post a Comment