Hati-hati kalau naik angkot di Bogor, terutama nomer 03 (Baranangsiang-Bubulak) dan 07 (Warung Jambu-Merdeka). Hari Kamis kemarin (11/5) sekitar jam 14.00 wib, saya dari mall Jambu Dua naik angkot 07. Saat sampai di seberang Bogor Permai, naik tiga orang laki-laki. Tinggi badan ketiganya hampir sama. Dua berbadan besar, yang satu agak kurusan. Sekitar sepuluh meter, ada lagi laki-laki yang menghentikan angkot kemudian naik. Dia juga memiliki tinggi yang sama, tetapi badannya sedang. Keempat laki-laki ini berusia antara 40-45 tahun. Tiga penumpang pertama membawa tas, dua tas kulit hitam dan satu tas kain warna coklat. Mereka penampilannya seperti pekerja kantoran. Kesannya tergesa-gesa dan jarinya menunjuk ke arah terminal Baranangsiang ketika menghentikan angkot. Saat masuk mereka ramah sekali dengan penumpang yang ada di dalam. Bagi saya, keramahan mereka justru mencurigakan. Hati ini rasanya nggak enak dan insting saya memerintahkan saya untuk waspada. Ternyata bukan cuma saya yang seperti itu. Istri saya yang ada di sebelah kiri saya juga merasakan hal yang sama. Ibu-ibu yang duduk paling belakang sebelah kiri istri saya, malahan gemetar sambil mulutnya komat-kamit berdoa. Rupanya dia tahu siapa mereka.
Karena duduknya tidak menguntungkan, empat laki-laki tersebut akhirnya turun sebelum pos penjagaan paspanpres. Begitu mereka pergi dan angkotnya jalan, si sopir kemudian bertanya kepada para penumpang apakah ada barang yang hilang atau tidak. Dia bilang kalau yang barusan turun adalah gerombolan pencopet. Ributlah para penumpang. Ternyata yang duduk di sebelah kanan dan depan saya tadi adalah pencopet. Untungnya dompet dan hp masih ada, meskipun dompetnya saya taruh di kantong celana sebelah kanan dan hpnya ada di tempat hp di ikat pinggang, sebelah kanan juga. Saya bersyukur bahwa tadi ketika mereka naik, saya langsung geser ke kiri. Bila saja saya diapit oleh mereka, mungkin sayalah yang menjadi korbannya.
No comments:
Post a Comment