Memang, ketika saya akan menyelesaikan tulisan ini, rasanya seperti ada setan yang membebani hati, pikiran, dan tangan saya untuk menuliskannya. Entah kenapa, bawaannya malas melulu saat akan menyelesaikan tulisan yang sebagian sebenarnya sudah saya buat beberapa waktu yang lalu, mungkin hampir sebulan atau malah lebih. Barangkali karena setan tidak suka bila kita ini saling mengasihi dan menyayangi (kok jadi menyalahkan setan ya?).
Pernahkan anda merasa orang-orang di sekeliling anda menyayangi anda? Saya pernah, dan saya benar-benar tersentuh dengan semua itu.
Yang mereka lakukan sederhana saja sebenarnya, dan semua orang saya rasa bisa melakukan. Namun kadang-kadang, barangkali, karena begitu sederhananya, hal sederhana itu jadi terlewatkan. Orang tidak melihat bahwa ternyata perbuatan itu bisa begitu bermakna bagi yang menerima.
Kembali saya menulis sesuatu yang masih ada kaitannya dengan kepindahan rumah saya. Maaf saja bila anda jadi bosan karena lagi-lagi saya menulis hal yang tidak jauh dari masalah boyongan. Namun demikian, saya beranikan menulis hal ini sebab ada sesuatu yang istimewa yang ingin saya sampaikan. Saat pindah rumah itulah saya merasa ternyata para tetangga menyayangi saya sehingga mereka menyayangkan keputusan saya untuk pindah rumah. Meskipun alasan sudah saya berikan sejelas-jelasnya, mereka tetap tidak bisa menerima. Malahan banyak dari mereka yang berdoa macam-macam yang intinya agar saya nanti kembali lagi atau malah kalau bisa saya membatalkan rencana itu.
Saya hanya tersenyum atau tertawa saja ketika mereka berdoa mudah-mudahan saya tidak kerasan di tempat baru sehingga kemudian balik lagi. Kedengaran kejam, meskipun sambil bercanda. Tapi saya melihat sebaliknya. Bukan jahat yang saya rasakan dari doa mereka, tetapi karena mereka sayang dengan saya. Jalinan pertemanan dalam bertetangga lebih dari sepuluh tahun telah mengkristal. Sebagian dari mereka merasa shock dan benar-benar terkejut mendengar saya memutuskan keluar dari kampung yang para penghuninya sudah begitu akrab. Mereka tidak ingin saya meninggalkan mereka. Terus terang saja sebenarnya saya juga masih ingin hidup bersama mereka. Namun nampaknya jalan hidup seperti itu lah yang harus saya lewati. Saya terpaksa meninggalkan jalinan cinta yang sudah terajut begitu kuat.
Kebetulan saya dapat email tentang cinta dari teman sekantor, dan saya ingin berbagi dengan anda. Agar anda bisa lebih mengerti apa yang sedang saya rasakan tentang cinta, di bawah ini saya nukilkan sebagian email tersebut. Barangkali dengan itu, anda juga akan bisa lebih memaknai cinta dan kasih sayang anda, terutama untuk pasangan atau calon pasangan anda.
jika ia sebuah cinta
ia tidak mendengar
namun senantiasa bergetar
jika ia sebuah cinta
ia tidak buta
namun senantiasa melihat dan merasa
jika ia sebuah cinta
ia tidak menyiksa
namun senantiasa menguji
jika ia sebuah cinta
ia tidak memaksa
namun senantiasa berusaha
jika ia sebuah cinta
ia tidak cantik
namun senantiasa menarik
jika ia sebuah cinta
ia tidak datang dengan kata-kata
namun senantiasa menghampiri dengan hati
jika ia sebuah cinta
ia tidak terucap dengan kata
namun senantiasa hadir dengan sinar mata
jika ia sebuah cinta
ia tidak hanya berjanji
namun senantiasa mencoba memenangi
jika ia sebuah cinta
ia mungkin tidak suci
namun senantiasa tulus
jika ia sebuah cinta
ia tidak hadir karena permintaan
namun hadir karena ketentuan
jika ia sebuah cinta
ia tidak hadir dengan kekayaan dan kebendaan
namun hadir karena pengorbanan dan kesetiaan
CINTA sebuah tulisan yang bisa dibaca oleh orang buta sebuah suara yang bisa didengar oleh orang tuli dan sebuah kata bermakna yang bisa disampaikan oleh orang Gagu. begitulah kira-kira
ReplyDelete