Wednesday, April 16, 2008

Teror

Saya tidak tahu apakah anda pernah mendapat teror atau tidak dalam kehidupan anda. Jangan-jangan justru malah anda yang menjadi terorisnya?

Ngomong-ngomong tentang teror, saya jadi ingat film Fatal Attraction produksi 1987 yang mendapat enam nominasi Academy Award. Pemeran utamanya Glenn Close dan Michael Douglas. Di film itu digambarkan perilaku yang sangat posesif dari tokoh perempuan sehingga ketika laki-laki pasangannya ingin lepas dari kungkungannya, perempuan itu langsung kalap. Dikisahkan, awal mula pertemuan si laki-laki yang sudah beristri dan beranak dengan sang perempuan terjadi secara tidak sengaja di sebuah jalan. Sama-sama tertarik akhirnya terjadi perselingkuhan. Bagi si laki-laki, dia tidak mengira kenikmatan yang dirasakan di awal perselingkuhan itu berujung dengan teror. Bukan hanya mengancam diri dan keluarga pasangan selingkuhnya bahkan perempuan itu berupaya bunuh diri dengan memotong kedua urat nadi pergelangan tangannya sebagai bentuk teror yang dia lancarkan terhadap pasangannya itu. Sebuah film drama yang memikat sehingga memperoleh banyak pujian dari para kritisi film.

Yang namanya film memang sebuah hasil rekaan. Film merupakan bentuk imajinasi manusia yang digambarkan dan dapat ditonton di layar kaca atau sinema. Meskipun dikatakan imajinasi, banyak yang didasari atau diilhami kejadian nyata atau angan-angan yang pernah ada. Seperti teror dalam film di atas, bisa saja anda sendiri yang mengalami atau orang lain yang kebetulan anda kenal. Mudah-mudahan saja, kalaupun terjadi, bukan kita yang ketiban sial itu.

Memang jamak sebuah akibat bisa muncul karena ada sebab. Munculnya asap karena ada api. Itu pepatah yang menggambarkan segala sesuatunya itu tidak datang begitu saja. Seadainya laki-laki di film itu tidak main api dengan melakukan perselingkuhan, mungkin dia tidak akan mendapatkan teror.

Siapapun saya rasa tidak akan mau dan tidak senang mendapatkan teror. Teror yang merupakan sebuah upaya menciptakan ketakutan, kengerian, dan kekejaman oleh seseorang atau segolongan bisa menjadi momok bagi siapa saja. Sayangnya teror ini masih saja terjadi dan akan terus terjadi di bumi ini. Di negara kita sendiri misalnya, anda bisa lihat teror-teror yang terus dilancarkan oleh pihak penguasa atau orang-orang yang memiliki kekuasaan karena jabatan atau kekayaan.

Salah satu faktor yang dapat memunculkan teror adalah ketidakpuasan. Sering karena merasa tidak puas, orang melancarkan aksi teror. Banyak jenis teror yang dilakukan baik dalam bentuk yang terang-terangan maupun yang kelihatannya halus tetapi bisa dianggap sebagai teror juga. Jika kita lihat teror itu kadang dilakukan dengan bentuk pengerahan masa yang biasanya bertampang preman, menelpon dengan ancaman dan pelecehan, mengirim sms ancaman, mengirim surat kaleng, membuat tulisan yang intimidatif, dan bentuk lain di luar yang saya sebutkan ini.

Masih ingat lagu dangdut yang judulnya sms? Ini sih mereka-reka saja. Jika anda tidak sependapat dengan saya juga tidak apa-apa. Lagu itu menceritakan teror juga, baik untuk si perempuan maupun laki-laki penerima sms. Kok bisa? Begini yang saya maksud. Sms itu menjadi teror bagi perempuan yang dikisahkan dalam lagu karena membuatnya tidak tenang, uring-uringan, dan merasa terancam. Dengan adanya sms itu dia menjadi ketakutan akan berpisah atau ditinggal laki-lakinya. Di pihak laki-laki yang dalam lagu itu dituduh selingkuh, sms itu juga bisa menjadi teror bila dia ternyata tidak melakukan tuduhan itu. Dengan demikian sms itu berarti menjadi sebuah pemicu terjadinya pertengkaran antara dia dengan pasangannya.

Mirip dengan cerita dalam lagu itu, anda pasti akan merasa diteror bila tiba-tiba di hp anda muncul sms miring yang pengirimnya tidak anda kenal dan berulang-ulang lagi. Siapapun pengirimnya, pasti ada unsur ketidakpuasan, dan, bila dia tidak berani menunjukkan identitas, itulah tipe seorang pengecut. Bila anda mau-maunya menjadi begitu repot menanggapi teror dari seorang pengecut semacam itu, ya anda akan rugi sendiri.

Kadang memang jadi serba salah saat menghadapi teror yang datangnya dari pengecut. Seperti surat kaleng, telepon gelap, sms bodong, selebaran anonim, atau dalam dunia maya yang sangat berkembang ini, tulisan-tulisan berupa komentar tidak berdasar dan kritik destruktif yang dikirim lewat email, website, atau blog yang tidak diketahui siapa pengirimnya, merupakan bentuk-bentuk dari tindakan seorang pengecut. Memang mereka punya alasan melakukan tindakan itu. Yang pasti, alasan itu tidak jauh dari takut dan malu jika ketahuan.

Memang perlu keberanian untuk bersikap ksatria. Dan itu tidak gampang. Setua apapun usia anda, bukan jaminan anda berani bersikap ksatria. Banyak manusia yang dilihat dari segi umur sudah matang tetapi dia tetap saja jadi pengecut. Saya tidak akan menyebutkan contoh di sini. Saya yakin, jika di sekeliling anda ada seperti yang saya maksudkan itu, anda akan bisa mengidentifikasi dengan mudah. Bagaimana cara anda menyikapi orang yang seperti ini? Saran saya, bila anda punya otoritas dan bisa menjangkaunya, habisin! Jika ada otoritas tetapi anda tidak bisa menjangkaunya (karena anda tidak tahu siapa oknum itu misalnya), ya abaikan saja. Anggap saja sebuah hembusan kentut yang sedang lewat. Anda cukup menutup hidung sebentar biar bau busuk itu berlalu tanpa mengganggu pernapasan anda.

Jika anda tidak sendiri dalam menghadapi teror, itu lebih baik. Artinya perlawanan, bila memang perlu dilakukan, akan bisa menjadi lebih kuat. Semakin banyak anggota tim anda semakin baik. Asal saja kelompok anda benar-benar solid. Ibaratnya api unggun perlawanan yang hangat melawan dinginnya teror. Semakin banyak kayu yang bergabung, apalagi kayunya padat berisi dan kering, semakin besar dan lama api yang dihasilkan. Dan bagusnya lagi bila api itu besar dan tahan lama, sekelilingnya akan bisa merasakan kehangatannya. Bila kelompok anda seperti api unggun itu, maka orang-orang di sekeliling anda yang tadinya tidak berani, apatis, dan pasrah akan menjadi tergerak. Mereka akan turut juga merasakan hangatnya perlawanan yang anda berikan. Dan mereka juga akan merasakan betapa hangatnya apa yang anda bawa itu. Bila itu yang sedang berlangsung, di ujung sana akan bisa kita tebak apa yang bakal terjadi.

Bila anda sekarang sedang menghadapi teror, santai saja. Anda panggil saja Trio Macan, dan dengarkan mereka menyanyi lagu heavy metal yang berjudul sms. Sederhana bukan?

1 comment:

  1. Anonymous7:15 PM

    Kang saya mau nanya, soal teror,
    gimana ngatasin teror dari provokator yang suka bagi-bagi upeti ke tetangga? akibatnya para tetangga yg nerima dana "hibah" itu kaya kebo dicucuk. Saya miris, begitu rendahnya harga diri orang.

    Apa saya anggap kentut saja ya? Tapi kok kentut hampir tiap hari? Lha ya mumet ndase! Memang bener seperti yg sampeyan bilang, TIDAK SEMUA ORANG TUA ITU TEMUWO. Malah okeh yg kaya jabang bayi. Iri, dengki, nyakitin hati.

    Halah, kok saya malah curhat ya? Soal kaitan teror itu dengan pengalaman saya silahkan baca di blog saya, kategori renungan. Sapa tau menambah ide bagaimana stoping the terorrist ini.

    salam non teror.

    ReplyDelete