Semua orang punya rahasia, entah yang menyenangkan terutama yang menjijikkan. Anda tidak perlu cerita sama saya tentang rahasia anda itu. Namun jika anda maksa, bolehlah disampaikan. Saya juga tidak akan menceritakan rahasia memalukan saya. Nehik! Namun saya lagi berbaik hati sekarang. Saya akan mengisahkan rahasia saya. Tapi anda harus janji, “Jangan bilang siapa-siapa ya?”
Lama saya dengar bukunya penulis ostrali Rhonda Byrne ini, namun baru sekarang sempat baca. Padahal saya punyanya sudah lama lho (nggak nanyak!). Saya akan bagi-bagi isinya buat anda meskipun saya belum habis membacanya. Itu kalo anda mau.
Banyak yang memuji buku ini. Yang memotivasi lah, yang menginspirasi lah. Macam-macam lah pokoknya. Ada juga yang menyuruh berhati-hati karena terkait dengan agama tertentu, atau justru karena menjauhkan dari agama yang kita anut. Jika anda sudah membaca sendiri, mungkin anda akan punya komentar sendiri.
Dari halaman-halaman yang sudah saya baca, saya bisa katakan, “Bagus.” Maksud saya begini. Yang disampaikan oleh Rhonda dalam bukunya ini menceritakan sebuah rahasia yang sebenarnya bukan rahasia lagi. Apa yang dianggap rahasia pada dasarnya sudah dan sedang dilakukan serta diperlihatkan oleh banyak orang di sekitar kita. Hanya saja, kadang kitanya tidak ngeh. Kita tidak ngeh (bahasa jawanya aware) bahwa apa yang dilakukan orang lain, atau bisa jadi diri sendiri, merupakan rahasia yang diungkap buku itu.
Anda mungkin pernah dengar ucapan industrialis otomotif Amerika Henry Ford, “Apa yang kamu pikirkan menjadi kenyataan.” Kapan wisdom itu disampaikan? Sudah lama bro, puluhan tahun yang lalu. Industrialis yang menjadi ikon sejarah otomotif Amerika dan juga dunia ini sendiri dilahirkan oleh emaknya 30 Juli 1863 di Dearborn, Michigan, Amerika sono. Dan orang barangkali tidak sadar bahwa apa yang diucapkan Ford itulah kunci misteri keberhasilan selama ini. Dalam The Secret, Rhonda menjelaskan adanya hubungan pikiran dengan kenyataan yang terjadi. Dia mengistilahkan dengan hukum ketertarikan.
Apa itu hukum ketertarikan atau law of attraction? Sangat mudah untuk dipahami sebenarnya. Sekali lagi, barangkali yang sederhana itu justru tidak kita sadari atau mengerti. Anda punya nggak apa yang dulu anda pikirkan sekarang menjadi kenyataan? Saya yakin anda memilikinya. Kalau nggak, coba diingat-ingat dulu. Itulah yang diceritakan The Secret, tarik menarik antara pikiran dengan kenyataan. Sesimpel itukah? Ya, itulah yang diajarkan teteh Rhonda. Jika anda punya keinginan, apapun, tinggal anda pikirkan. Kemudian anda tunggu. Keinginan itu akan datang di depan anda. How come?
Begitu prosesnya, eh begini. Pikiran kita tentang suatu keinginan itu akan dikirim ke semesta. Kemudian oleh semesta akan diproses dan diwujudkan menjadi kenyataan untuk anda. Apapun yang anda pikirkan, positif maupun negatif, itulah yang akan diberikan oleh semesta. Seperti Aladin dan jin lampu wasiatnya, anda Aladin semesta jinnya. Semua permintaan akan dituruti oleh jin anda itu. Sayangnya jin yang bernama semesta ini tidak bisa menerjemahkan kata yang bermakna negatif seperti bukan, jangan, dan tidak. Jika anda punya keinginan untuk tidak terlambat lagi, justru yang terjadi anda akan terlambat terus. Pikiran anda untuk tidak ingin terlambat oleh semesta akan diterjemahkan bahwa anda ingin terlambat. Dan itulah yang terjadi. Seharusnya keinginan anda dirubah menjadi ingin datang lebih awal. Bila anda sedang diet karena tidak ingin gemuk, yang terjadi anda malah tidak kurus-kurus. Kekhawatiran anda untuk tidak gemuk justru menjadikan anda bertubuh semlohei alias molegh. Pikiran anda yang tidak ingin gendut itu ditangkap oleh semesta sebagai keinginan memiliki tubuh xl alias extra large. Makanya sering terjadi orang yang diet justru malah tidak kurus-kurus. Seharusnya yang anda lakukan adalah keinginan memiliki tubuh ideal.
The Secret mungkin tidak cocok bila dilihat dari kacamata agama, entah karena agama penulisnya yang berbeda atau ada pertentangan antara isi buku itu dengan ajaran agama pembacanya. Kalaupun di buku itu ada kutipan dari agama tertentu, saya melihatnya semata-mata karena agama penulisnya. Jadi tidak ada sangkut pautnya dengan rahasia yang dia tuliskan dalam bukunya. Isi buku itu merupakan pengetahuan yang umum sifatnya. Jika di satu atau lebih agama ada kecocokan dengan yang diajarkan buku itu, wajar saja itu terjadi. Semua agama kan mengajarkan kebaikan. Bila anda sudah membaca buku itu dan merasa harus hati-hati, ya saya menghargai sikap anda. Memang sudah seharusnya seperti itu. Kita jangan menelan mentah-mentah apa yang kita baca, lihat, atau dengar. Kalau telur ayam kampung, bolehlah kita telan mentah-mentah. Anak tikus juga boleh. Kalau mau.
Saya sendiri punya pengalaman tentang keinginan yang sekarang menjadi kenyataan. Dulu sewaktu masih kuliah di Semarang, saya punya keinginan tinggal di Bogor. Spesifik malah. Saya ingin tinggal di jalan Diponegoro, Bogor. Itu yang saya pikirkan. Saya tidak tahu bagaimana caranya dan kapan keinginan itu bisa terwujud. Rupanya, menurut Rhonda (lewat buku dia tentu saja!), pikiran saya itu direspon oleh semesta dan diwujudkan beberapa tahun kemudian. Sekarang saya tinggal di Bogor. Saya sendiri tidak tahu bagaimana hal ini bisa terjadi. Yang saya ingat, keinginan itulah yang memang saya pikirkan. Banyak kejadian yang kemudian menjadi sarana mengantarkan saya bisa sampai hidup di kota hujan ini. Cuma sayangnya, ternyata di Bogor tidak ada jalan yang namanya Diponegoro.
Begitu membaca The Secret saya terus jadi mencocok-cocokkan apa yang ditulis di dalamnya dengan pengalaman dalam hidup saya. Banyak yang dulu saya inginkan kemudian dipikirkan sekarang benar-benar menjadi kenyataan. Dulu ingin menikah sebelum usia 30, saya mengakhiri masa lajang di usia 27. Waktu SMA berkeinginan setelah lulus, kuliah di jurusan, fakultas, dan universitas yang saya idam-idamkan. Keinginan itu benar-benar menjadi kenyataan. Juga hal-hal lain yang menjadi dambaan saya yang kemudian benar-benar menjadi nyata.
Rahasia kesuksesan ini mengajarkan kita untuk berpikir positif, sebab, apapun yang dipikirkan pasti akan kembali ke pemiliknya. Sepasti benda yang bila jatuh selalu ke bawah. Jadi yang disebut dengan law of attraction itu seperti hukum gravitasi. Apa yang anda pikirkan, itulah yang nanti akan datang kepada anda. Orang tua kita mengajarkan, “Siapa yang menanam dia yang memanen.” Pepatah mengatakan, “Guru kencing berdiri, dua tiga pulau terlampaui.” Eh, salah ya?
No comments:
Post a Comment