Tujuan sebenarnya saya memberi tugas para mahasiswa membuat surat adalah untuk membuktikan sebuah hipotesa. Bahwa kepribadian akan bisa terlihat dari surat yang dibuat.
Trimester ini saya memang mengajar mata kuliah BK alias Bimbingan Karir. Materi yang diberikan diantaranya tentang jenis kepribadian. Istilah Hippocrates yang dikutip Florence Littauer dalam bukunya Personality Plus membagi kepribadian menjadi empat yang dia sebut dengan sanguinis, koleris, melankolis, dan phlegmatis. Masing-masing kepribadian mempunyai ciri. Seorang sanguinis suka bicara. Koleris tegas orangnya. Melankolis puitis. Phlegmatis orangnya tenang, tidak banyak bicara. Itu adalah salah satu dari banyak kekhasan yang dimiliki setiap kepribadian.
Dan…… hipotesa saya terbukti. Dari surat-surat yang masuk, yang paling banyak isinya adalah dari seorang sanguinis. Ada lima lembar kertas bergaris yang ukurannya hampir sebesar A4. Bahasa yang digunakan juga seperti kalau lagi ngomong, mengalir. Dari koleris, berisi kalimat-kalimat yang lugas, to the point. Kalaupun ada basa-basinya, terkesan kaku, garing. Melankolis menulis dengan kalimat yang hati-hati. Takut kalau yang membaca tersinggung. Sedangkan phlegmatis, satu lembar kertas kecilpun nggak penuh. Hanya separuh lebih. Isinya pun perihal ucapan terima kasih dan permintaan maaf. Sudah itu saja. Sebagaimana orangnya, tulisannya sedikit, tidak banyak omong. Memang sih, tidak semua seperti itu. Tetapi sebagian besar surat yang saya terima memperlihatkan kepribadian penulisnya.
Selain pembuktian hipotesa, ternyata, dari isi surat, banyak masukan yang saya terima. Ada juga yang malah curhat. Menyampaikan berbagai masalah. Beberapa minta supaya saya menjawab atau menanggapi. Jumlah surat yang masuk ada 47. Setiap yang mengirimkan surat sudah pasti akan merasa senang dan puas apabila dapat dijawab satu-satu. Tetapi, mengingat jumlahnya yang lumayan itu, saya lebih cocok kalau menjawabnya lewat blog ini. Mungkin tidak akan memuaskan. Saya minta maaf atas ketidakpuasan yang terjadi, tapi saya akan berusaha sebaik-baiknya. Saya juga mohon maaf karena tidak membalasnya lewat surat.
Balasan untuk surat-surat yang saya terima dapat dibaca di bawah ini. Mudah-mudahan saja bisa menjadi jawaban dari segala pertanyaan yang ada.
Buat teman-teman yang kebetulan juga menjadi mahasiswa saya, hidup memang sulit. Bagi mereka yang menganggapnya sulit. Akan menjadi mudah bila kita melihatnya sebagai anugerah. Meskipun faktanya susah, tapi kalau kita jalani dengan senang hati, menjadi tidak terasa kesusahan itu. Ingat apa yang dilakukan seorang winner. Dari setiap masalah, akan terlihat jawabannya. Selalu ada peluang dari setiap resiko yang ditemui. Jadilah seorang pemenang dalam kehidupan ini. Apapun kondisinya.
Setiap orang sudah pasti punya masalah. Anda akan bermasalah bila tidak punya masalah dalam hidup ini. Sebatang besi tidak akan pernah jadi samurai yang tajam apabila tidak dibakar dan ditempa dengan godam. Kalau perum pegadaian punya motto menyelesaikan masalah tanpa masalah, begitu juga seharusnya anda. Hadapi dan selesaikan problem yang ditemui. Karena akan terus membuntuti apabila tidak dituntaskan. Penyelesaian sanguinis bisa jadi beda dengan cara yang dilakukan oleh phlegmatis. Apapun kepribadian anda, yakinlah bahwa anda punya cara jitu sesuai kepribadian yang dimiliki.
Bila anda merasa ada sebagian orang yang pilih kasih, lihatlah sebagai sebuah peluang untuk lebih meningkatkan diri. Memang wajar kalau orang tertarik dengan mereka yang punya kelebihan. Mungkin kepintaran, kecantikan/ketampanan, ketrampilan, atau keunggulan yang lain. Selebriti banyak yang diidolakan. Namun demikian, untuk bisa menikmati hidup, kita toh tidak harus menjadi seorang selebriti. Kalau anda tahu pilih kasih membuat orang lain sakit hati, maka ada pelajaran yang bisa anda ambil. Sudah pasti anda tidak akan berbuat seperti itu karena tahu akan menyakiti orang lain. Justru mestinya anda berterima kasih kapada orang tersebut karena telah menjadi contoh yang tidak perlu anda ikuti.
Apapun kata teman-teman anda tentang persahabatan anda dengan orang yang kebetulan beda jenis kelamin, sikapilah dengan bijaksana. Memang beresiko memiliki sahabat yang beda kelaminnya. Jangankan beda, sama juga kadang dicurigai yang hombreng lah…. atau lesbi lah. Ih… amit-amit. Kalau teman-teman anda menganggap anda jadian dengan sahabat anda, kan yang tahu dengan pasti anda sendiri. Orang lain hanya berasumsi. Segala asumsi akan tetap seperti itu selama belum terbukti.
Lewat blog ini, saya ucapkan terima kasih karena anda telah mau menganggap saya sebagai teman. Meskipun saya jarang ngobrol dengan sebagian dari anda, percayalah, anda tetap sahabat saya. Pengen tahu ken…napa? (kaya iklan di TV) Karena, khan anda tahu sendiri, saya seorang phlegmatis. Kalau ketemu dengan orang phlegmatis juga, suka bingung mau ngomong apa untuk memulai percakapan. Sekali lagi yakinlah, hati saya tetap bicara kok, meskipun mulut tidak berucap. Dan berjanjilah untuk terus bersilaturahmi dengan saya, teman-teman anda sekarang, maupun yang akan anda temui nanti. Karena silaturahmi itu sehat, menambah panjang usia dan rejeki.
Saya cukupkan saja sampai disini dulu. Jadilah anda sebagaimana anda sendiri. Siapapun anda - sanguinis, koleris, melankolis, maupun phlegmatis – jadilah seorang winner. Sanguinis yang winner, koleris yang winner, melankolis yang winner, atau phlegmatis yang winner. Gunakan dan tingkatkan seluruh kekuatan dan kelebihan/keunggulan yang dimiliki. Kurangi dan bila perlu, hilangkan semua kelemahan.
Bravo angkatan 9.
to mr adi:
ReplyDeletefrom me
thank ya pak, after i read your answer v nambah yakin klo i just wanna be who iam .i will never forget you deuh!!!!