Tiga kali dalam seminggu mereka mengunjungi rumah-rumah kaca di belakang kastil untuk mempelajari Herbalogi –ilmu rempah-rempah- di bawah asuhan wanita penyihir gemuk-pendek bernama Profesor Sprout. Di tempat itu mereka belajar bagaimana merawat semua tanaman dan jamur-jamur aneh dan apa kegunaannya. (Harry Potter dan Batu Bertuah, halaman 166)
Cuplikan di atas saya ambil dari buku pertama serial Harry Potter karangan Joanne Kathleen Rowling. Saya memajang potongan paragraf itu sebagai pembuka tulisan bukan tanpa tujuan. Ada hal menarik dalam sistem moving class yang ingin saya bicarakan di sini. Juga, saya ingin menunjukkan kepada anda bahwa yang namanya moving class dalam dunia pendidikan itu sudah lama di terapkan di luar negeri sana. Namun, apa sih yang dinamakan moving class?
Moving class merupakan sebuah sistem dalam proses belajar mengajar. Sistem moving class memiliki ciri siswa mendatangi ruang kelas yang sudah didesain untuk mata pelajaran tertentu dan akan pindah ke ruang kelas lain setiap ganti pelajaran. Dengan demikian, ruang kelas akan difungsikan seperti laboratorium. Segala yang ada di dalamnya sesuai dengan karakter masing-masing mata pelajaran. Kelas Speaking misalnya, di dalamnya bisa terdapat panggung yang di atasnya disediakan mikrofon. Dindingnya dilapisi kaca cermin untuk melihat gerak tubuh dan pose badan saat mempelajari public speaking. Bagian dinding yang lain dipasang poster orator kondang atau tokoh-tokoh dalam dunia entertainment seperti Oprah Winfrey, dan lain-lain.
Sistem moving class sudah lama dikenal dan diterapkan terutama oleh dunia pendidikan di barat tetapi merupakan hal baru bagi saya yang asli orang kampung. Di Indonesia beberapa sekolah khususnya yang menerapkan kurikulum internasional atau suka juga menyebut dirinya sekolah global mulai menerapkan sistem ini. Sebuah lembaga pendidikan gratis yang berada di Bogor juga tidak mau ketinggalan. Lembaga pendidikan yang bernama Bogor EduCARE (BEC) ini mulai mencoba menerapkan sistem moving class.
Apakah sistem ini akan berhasil dijalankan BEC, hanya waktulah yang akan menunjukkan berhasil tidaknya. Sekolah-sekolah yang lebih dahulu menerapkan sistem ini memberikan laporan yang berbeda-beda. Ada yang menyatakan bahwa moving class membuat kelas menjadi kondusif karena sarana penunjang yang ada di dalam kelas memang sesuai karakter dari mata pelajaran yang sedang dipelajari. Ada pula yang bilang, siswa menjadi fresh karena suasana kelas ganti-ganti setiap ganti pelajaran. Namun ada yang mengeluh, moving class bikin cape karena harus berpindah-pindah setiap ganti pelajaran, apalagi bila kelas satu dengan yang lain ada di lantai yang berbeda. Selain itu, banyak siswa yang sengaja memperlambat menuju kelas berikutnya, malahan ada yang sempat mampir ke kantin dulu. Saat guru sampai di kelas, ternyata masih kosong. Sebaliknya, pihak guru juga mendapat kritikan. Pada waktu siswa sudah ada di kelas berikutnya, gurunya malah belum datang.
Untuk sekolah yang jumlah ruang kelasnya terbatas, mereka akan kedodoran ketika menerapkan sistem moving class. Idealnya adalah satu ruang kelas untuk satu mata pelajaran. Dengan demikian, ruangan bisa diatur sedemikian rupa sesuai mata pelajaran yang menggunakannya dan guru pengampu menjadikan kelas itu sebagai ruang kerja sehingga dia selalu ada ketika siswa yang akan belajar datang. Namun bagaimana hal itu bisa terlaksana bila jumlah ruangan terbatas, apalagi bila jumlah tenaga pengajarnya terbatas serta jumlah mata pelajaran juga banyak. Alangkah pusing untuk bisa menerapkan sistem yang kedengarannya efektif itu.
Ada cara memang untuk menyiasati keterbatasan jumlah ruang kelas, yaitu dengan mengelompokkan mata pelajaran-mata pelajaran yang serumpun. Namun demikian, tetap masih dibutuhkan jumlah ruangan yang lumayan banyak. Kan tidak mungkin, misalnya, mengumpulkan Matematika, Agama, Bahasa, dan Kesenian menjadi satu yang kemudian disediakan satu ruang kelas?
Ealah, kok saya jadi menggurui begini ya? Yah, harap maklum saja. Bila mendapatkan sesuatu yang baru, orang kan biasanya bersemangat sekali. Begitu juga saya. Karena moving class ini merupakan mainan baru buat saya, tidak heran bila kemudian saya tuangkan dalam tulisan ini. Sampai-sampai, karena saking semangatnya, barangkali malah terkesan nyinyir. Mudah-mudahan saja anda tidak mendapatkan kesan seperti itu.
Saat ngorek-ngorek internet untuk mendapatkan informasi tentang moving class dan kemudian sedikit banyak telah mendapatkan yang saya cari itu, saya kok merasa tidak asing dengan konsep moving class. Ingatan saya kemudian hinggap pada sekolah sihir Hogwarts yang ada dalam buku imajinasinya JK Rowling. Bukankah sekolah itu menerapkan sistem moving class? Harry Potter dan teman sekelasnya kan selalu berpindah-pindah bila akan belajar mata pelajaran berikutnya. Kalau begitu, tidak salah lagi, Hogwarts pasti menerapkan sistem belajar mengajar yang disebut moving class. Itu juga sebabnya saya mengawali tulisan ini dengan sebuah cukilan dari buku Harry Potter.
Hogwarts memang rekaan. Namun yang namanya rekaan, pasti ada latar belakangnya. Bila kita tahu Rowling itu pengarang dari negerinya Ratu Elizabeth, berarti pendidikan di Inggris pasti menerapkan sistem moving class. Dan sistem itulah yang kemudian mengilhami Rowling mengadopsinya ke dalam sekolah sihir tempat tiga sekawan Harry, Ron, dan Hermione menimba ilmu sihir.
Kembali ke dunia nyata, memang tidak salah bila sebuah sistem baru ingin dicoba diterapkan. Moving class yang merupakan sistem lama bagi sebagian orang tetapi baru untuk sebagian lainnya, boleh saja diujicoba. Masalah apakah akan berhasil atau gagal, itu urusan nanti. Barangkali bisa juga akan terjadi modifikasi dalam penerapannya. Tidak murni moving class sebagaimana konsep aslinya tetapi sudah diotak-otak dan direka-reka sesuai kondisi setempat dan peruntukannya. Kan memang kita ini terkenal untuk hal-hal yang seperti itu? Anda tahu kan yang saya maksudkan? Anda pasti tahu!
Halo aku Hana, aku boleh copy artikelnya gak? kebetulan aku ada tugas disuruh nyari artikel tentang moving class soalnya sekolahku lagi nyoba sistem ini. menurutku isinya bagus banget, sesuai sama keadaan sesungguhnya, jadi ku copy ya. Makasih
ReplyDeleteSilakan.
ReplyDelete