Saat masa kanak-kanak saat yang membahagiakan. Tidak ada namanya sedih seperti sedihnya orang dewasa. Kalaupun nangis, itu hanya sesaat. Tidak berlarut-larut. Setelah itu ketawa-ketiwi lagi dan lupa dengan tangisnya tadi. Saya percaya bila ada kesempatan untuk bisa kembali lagi menikmati masa kecil, mayoritas orang tidak akan menolak kesempatan itu. Bahkan seandainya masa kanak-kanak kita berasal dari keluarga miskin sekalipun. Semiskin-miskinnya sebuah keluarga, yang namanya anak-anak tetap bisa tertawa-tawa gembira.
Bila kita ngeh, kehidupan anak-anak itu merupakan contoh bagus yang patut kita tiru. Banyak pelajaran positif yang diberikan oleh anak-anak. Sadar atau tidak, saat kita kecil sebenarnya kita juga melakukan hal itu. Sayangnya setelah dewasa, kebanyakan dari kita tidak lagi melakukannya. Jika perilaku anak-anak itu bisa memberi warna hidup ini mengapa tidak kita praktekkan? Tentu saja disesuaikan dengan dunianya orang dewasa.
Hal-hal positif dari anak-anak yang bisa kita contoh itu ada banyak. Coba kita perhatikan dan renungkan. Mudah-mudahan mata hati kita jadi terbuka dan menyadari betapa banyak serta berharganya ilmu yang ada di depan mata kita yang berasal dari anak-anak. Kita seharusnya berterima kasih kepada anak-anak maupun masa kanak-kanak kita. Di antara kebaikan anak-anak itu, saya bisa sebutkan di bawah ini.
- Spontan
Anak-anak itu tidak terlalu banyak menimbang-nimbang untuk berbuat. Jika akan melakukan sesuatu, dilaksanakanlah apa yang dia ingin kerjakan itu. Bahkan, yang sebenarnya berbahaya, dia tidak peduli, tetap dilakukan. Bagi kita, kenapa spontanitas itu tidak kita jalankan dalam hal menolong orang misalnya, tanpa harus banyak pertimbangan. - Kreatif
Coba anda beri sebuah bola kepada seorang anak. Apakah anda yakin bola itu akan ditendang? Mungkin anda akan kaget ketika bola itu dijadikan atau diperlakukan macam-macam selain hanya sekedar ditendang. Kreatif, bila anda ingin tahu, merupakan perangkat yang penting dimiliki jika ingin tetap survive dan menjadi lebih baik. - Tidak mudah menyerah
Dalam kehidupan anak-anak, tidak ada istilah menyerah. Anda pernah menemukan anak yang sedang belajar berjalan, jatuh, kemudian tidak mau berjalan lagi? Never. Mereka tidak menyerah. Selalu berdiri lagi dan belajar lagi. Sebagai orang dewasa, sering ketika kegagalan muncul terus memutuskan berhenti, bahkan saat kegagalan itu adalah kegagalan yang pertama. - Berani/mau mencoba
Orang dewasa kadang-kadang tidak berani mencoba sesuatu. Gara-garanya sepele, kata orang tidak enak lah, jauh lah, sulit lah, dan lah-lah yang lain. Buat seorang anak, apapun kata orang peduli amat, dia akan tetap mencoba. Keberanian atau kemauan untuk mencoba ini memang terkait erat dengan sifat yang kelima di bawah ini, curious. - Curious
Keinginan belajar atau rasa ingin tahu yang besar itulah yang dimaksud dengan curious. Karena keingintahuannya yang tinggi kadang-kadang anak tidak peduli yang dilakukan itu bahaya atau tidak baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Saya pernah kesetrum karena menggendong balita. Kok bisa? Penyebabnya adalah telunjuknya dia masukkan ke dalam lubang stopkontak. Akibatnya, ya kesetrumlah kami berdua. Kesetrum kok rombongan ya. - Gembira
Anak-anak itu banyak tertawa, dan itulah sebabnya tidak ada anak yang stres. Kita tertawa karena gembira. Jika saat sedih namanya bukan tertawa neng, tetapi menangis. Semua orang sudah tahu itu. Banyaklah tertawa, bergembiralah, seperti anak-anak, maka anda akan jauh dari stres. Bahkan saat ini di banyak negara, termasuk Indonesia, bermunculan klub tertawa. Tujuannya tentu saja untuk membuat hidup ini lebih sehat. Tapi ingat, jangat tertawa-tertawa sendiri bila sedang berjalan. - Mudah memaafkan
Anak-anak adalah mahluk pemaaf. Jika mereka disakiti, dalam waktu sebentar dia sudah lupa atau melupakannya. Tidak ada rasa dendam di hatinya karena pada dasarnya anak-anak itu bukan pendendam. Anak-anak akan main lagi dengan mereka yang membuatnya menangis dan dia melupakan tindakan yang telah membuatnya menangis itu. Tidak pernah ada cerita seorang anak memiliki dendam kesumat yang dibawanya sampai bertahun-tahun. Di antara orang dewasa, tidak sedikit yang membawa dendamnya terhadap orang lain sampai tahunan, bahkan sampai mati. Orang dewasa tidak gampang menghilangkan dendam dalam hatinya. Meskipun secara lahir sudah memaafkan, sudah salaman, sudah tersenyum (palsu), batinnya tidak mudah begitu saja melupakannya. Makanya ada istilah ‘dendamnya sampai ke liang kubur.’ Nah, jika anak-anak dapat dengan mudah memaafkan, bisakah anda meniru mereka?
No comments:
Post a Comment