Friday, September 14, 2007

Makan Memakan

Marhaban ya Ramadhan. Nggak terasa ya, kita sudah masuk bulan puasa lagi. Rasanya baru kemarin kita menjalankan ibadah puasa Ramadhan 1427 H, kok tiba-tiba sekarang sudah datang lagi Ramadhan 1428 H. Bagi yang menjalankan ibadah puasa, selamat deh. Mudah-mudahan tidak mendapat haus dan laparnya doang, tapi juga berkah yang ada di dalam bulan suci ini. Amin.

Bagaimanapun juga urusan puasa ada kaitannya dengan urusan makan. Sebelum tanggal 13 September kemarin, yang namanya makan dihalalkan. Mau pagi, siang, sore, nggak masalah. Begitu masuk bulan Ramadhan, jangan coba-coba. Haram hukumnya kalo nekad makan, meskipun tadinya dihalalkan (udah tauk). Jangan pernah berpikiran nggak akan ada yang tau kalo kita tidak puasa. Emang orang bisa aja percaya begitu kita bilang puasa. Siapa yang nggak percaya kalo misalnya kita ngomongnya sambil terlihat lemes tidak bergairah. Namun, Allah maha tahu. Sejago-jagonya kita bohong, pasti ketahuan. Allah kok dilawan. Wo... o... kamu ketahuaaannn...

Ibadah puasa itu kan ibadah yang spesial, karena hanya yang njalanin dan Allah yang tahu. Orang lain hanya bisa mengandalkan kejujuran yang mengatakan puasa. Ramadhan juga menjadi bulan yang istimewa. Kalo diibaratkan dagang, bulan ini adalah bulan diskon. Gimana tidak, kalo ibadah yang dijalani di bulan ini akan mendapat pahala berlipat-lipat bila dibandingkan di bulan-bulan biasa. Namun perlu diingat, jangan sampe ibadah yang dijalankan terus diitung-itung kaya ngerjain soal matematika. Maksudnya, tau kalo banyak diskon, lalu ibadahnya hanya di bulan Ramadhan. Tidak bisa seperti itu. Meskipun anda jago matematika, ibadah itu bukan matematika. Jadi, hentikan aja niat untuk pamer matematikanya. Yang penting sekarang kita jalani ibadah yang sifatnya personal ini dengan sebaik-baiknya. Mumpung masih diberi kesempatan.

Dalam urusan makan di bulan puasa ini, saya juga ingin ngomongin tentang kegiatan makan yang tidak baik dan dianjurkan untuk dihindari. Baik di bulan biasa, apalagi di bulan puasa. Kegiatan tersebut yaitu makan memakan yang dilakukan terhadap teman sendiri. Artinya, kita mengkhianati, menikam punggung teman sendiri. Baik teman dalam bergaul, belajar, maupun bekerja. Jangan. Kalo main catur sih nggak papa. Malah diharuskan makan kalo pengen menang. Asal tidak dimakan beneran. Kecuali kalo memang anda ada turunan rayap. Ya silahkan dimakan, bila perlu sepapan-papannya.

Meskipun (bukan makan papan catur) tidak baik, tapi pada kenyataannya, ada aja orang-orang yang melakukan perbuatan tercela itu. Mereka tidak peduli dengan orang lain. Yang paling penting buat dia adalah perutnya sendiri. Nggak ada rasa kepedulian terhadap orang lain. Bodo amat orang lain menderita. Walaupun orang lain itu ternyata sodara, temen, tetangga sendiri. Amit-amit deh. Mudah-mudahan kita nggak keseret melakukan tindakan itu. Nggak akan ada cukupnya kalo yang kita turutin itu nafsu. Seberapapun banyaknya, tetap nggak akan puas. There is no ‘ enough’ for greedy people. Jangan sampe kita gelap mata. Banyak-banyaklah kita nyebut. Bukan nyebutnya tukang tape saat mau mati. Kalo nyebutnya ala tukang tape, yang keluar nanti ya, “tapeeeeeeeeee....”

Bila anda ketemu temen yang hobi makan temen, coba dikasih inget tuh. Sadarkan. Bukakan matanya. Tunjukkan kalo yang dilakukan itu nggak bener. Kalo pengen makan, mending makan lalap. Meskipun kayak kambing, tapi sehat, terhindar dari sembelit, murah lagi. Daripada makan temen, meskipun tidak bikin sembelit, tapi menyakitkan. Bikin sakit bagi siapa saja. Terutama yang jadi korban dan keluarganya. Tanyakan ke dia, kira-kira gimana rasanya kalo dianya sendiri yang jadi korban. Nggak gampang emang, namun nggak ada salahnya dicoba. Kalopun percobaan yang dilakukan itu gagal, setidak-tidaknya kita pernah mencoba. Dan bila perlu, setelah gagal mencoba yang pertama, kita coba terus. Masih ada percobaan yang kedua, ketiga, keempat dan seterusnya yang menunggu untuk dilakukan. Berani mencoba?

Itu bisa menjadi ladang amal. Kesempatan yang belum tentu bisa ditemui setiap orang. Dalam menggarap ladang yang di depan mata itu pun juga tidak perlu biaya mahal. Bisa jadi malah gratis dan justru kita yang dapat banyak uang. Gimana bisa? Siapa tahu orangnya jadi sadar kemudian kasih kita uang sekarung, kan kita jadi kebanjiran duit. Siapa yang nggak mau, coba? Kalopun misalnya malah harus mengeluarkan banyak duit karena yang dikasih tahu tidak terima kemudian nggebukin kita sehingga kita masuk rumah sakit, ya anggap aja itu juga ladang amal yang masih memerlukan tenaga ekstra untuk menggarapnya. Jadi intinya, apapun hasilnya jadi kaya ato masuk rumah sakit, dia tetap sebuah ladang amal yang menjanjikan. Tinggal kita tagih kan? Mudah-mudahan aja nggak ingkar janji. Jaka Sembung main kucing. Nggak nyambung cing.

Terserah anda sekarang. Mumpung sekarang bulan Ramadhan. Sekali lagi, ini bulan diskon. Beramal lah sebanyak-banyaknya. Asal jangan uang colongan yang dipake buat amal. Jangan karena ingin mensucikan uang hasil korupsi, kemudian uang itu dipake buat pergi haji dan menyantuni yatim piatu. Dengan harapan agar bersih lagi. Itu ibarat nyuci baju pake aer comberan. Bukan jadi bersih tapi malah mangkak dan bau busuk. Nggak lucu kan, haji kok bau comberan.

Dan pesan saya buat yang baca tulisan ini dan juga suka makan memakan teman sendiri, beralihlah menjadi vegetarian. Dengan menjadi vegetarian maka daging temen sendiri akan pait rasanya. Sekaligus akan ijo matanya kalo liat ijo-ijoan alias daun-daunan. Seandainya daun pintu dan jendela yang kebetulan dicat ijo juga menarik, ya silakan dimakan sekalian. Kalo begitu anda berarti bisa bersatu dengan pemain catur yang saya sebutkan di atas. Sebab sama-sama punya darah rayap. Keuntungan lain jadi vegetarian adalah, ada ratusan jenis lalapan yang bisa dipilih. Semua menyehatkan, murah, dan aman. Sehat karena banyak mengandung serat. Kalo pengen yang kandungan seratnya dahsyat, makan aja kabel dan tali jemuran (ini saran yang menyesatkan tentu saja, tapi bila tetep diturutin ya terserah, resiko ditanggung sendiri). Murah karena kita bisa ambil dedaunan yang ngrambat di pager orang (itu kan nyolong namanya?). Aman karena tidak mengandung kolesterol, sehingga anti gemuk bagi siapa saja yang memakannya. Perkecualian kalo memang anda sudah gendut dari sononya. Jangan ngomel-ngomel dan nyalahin orang lain kalo kemudian anda berharap jadi langsing tapi nggak bisa-bisa. Terima aja jadi orang gendut. Tiga bulan lagi kan idul adha, pasti kepake. Maksudnya mbantuin megangin sapi yang mau dipotong.

1 comment:

  1. Interesting thoughts, I really enjoyed your blog

    ReplyDelete