Wednesday, May 16, 2007

Oasis

Di padang pasir, oasis atau dalam bahasa Indonesia disebut oase merupakan surga dunia. Tempat tersebut dipenuhi dengan tanaman yang hijau dan gemericik air. Karena kondisinya yang kontras dengan lingkungan sekitarnya yang merupakan padang tandus, oasis menjadi tujuan semua orang.

Tadi siang saya menemukan oasis. Di Bogor ternyata ada. Bukan oasis dalam arti yang sebenarnya. Melainkan kiasan yang menggambarkan tempat yang sesuai dengan keinginanan, yang dapat memberikan ketenangan jiwa, kesejukan hati. Oasis tersebut berujud sebuah rumah makan khas Jawa Tengah bernama Resto Solo yang buka setiap hari kecuali Senin dari jam 10 s/d jam 9 malam. Lokasinya di dekat perumahan Vila Duta sederetan dengan BMC (Bogor Medical Centre). Konsep yang ditawarkan bukan hanya menu tetapi juga arsitektur dan interior yang khas Jawa Tengah. Bila dilihat bentuk dan bahan yang digunakan, bangunan serta interior rumah makan tersebut jelas didatangkan langsung dari asalnya di Jawa Tengah sana, mungkin Solo, mengingat nama rumah makan tersebut. Semua bernuansa tradisional, termasuk becak dan sepeda tua yang dijadikan pajangan di sebelah kiri kanan pintu masuk. Yang merupakan perangkat modern hanya televisi dan sebuah player yang digunakan untuk memperdengarkan alunan langgam jawa pengiring makan.

Menu yang ditawarkan juga identik Jawa Tengah, baik makanan utama, kudapan, maupun minumannya. Makanan utama yang disajikan misalnya nasi plus garang asem ayam, bestik sapi, gudeg, mangut, tumpang desa, dan kadang-kadang ditawarkan juga brongkos (sayur dari kulit melinjo/tangkil) dan sayur lodeh untuk hari-hari tertentu. Timlo solo ditawarkan hari Sabtu dan Minggu. Kudapan yang ditawarkan ada carang gesing, sosis solo, botok mlanding, krupuk karak, dan kacang tanah yang masih ada kulit arinya yang digoreng dengan bawang. Minumannya juga serba kampung. Tidak ada yang berbentuk kemasan kecuali teh botol. Yang lain, semua serba tradisional. Minuman jamu-jamuan juga ditawarkan seperti beras kencur, kunyit asem, gulo asem, temulawak, kunyit sirih. Saya sempat mencoba segelas es gulo asem dan satu gelas es degan gulo jowo. Kalau anda pengen kopi tubruk, minuman itu juga terdapat dalam daftar menu. Untuk menjaga ketradisionalannya, mereka tidak menyediakan softdrink bersoda satupun seperti coca-cola dan konco-konconya. Hebat.

Harganyapun masih bisa dikatakan wajar. Tidak mahal-mahal amat juga tidak terlalu murah. Harga makanan berkisar antara Rp.8000 s/d Rp.10000, kudapan Rp.1000 s/d Rp.2500, dan Rp.2500 s/d 5000 untuk minuman. Seperti minuman jamu, semua serba lima ribuan.
Saat makan siang di tempat tersebut, rasanya seperti kembali ke kampung halaman. Tempat dan menunya yang Jawa banget bisa jadi menarik perhatian Bondan yang ahli kuliner bila dia tahu. Dan pasti komentarnya: mak nyus.

No comments:

Post a Comment