Siapa sih yang nggak ingin dibelai? Kucing saja seneng banget kalau dibelai. Malahan gara-gara membelai kucing, saya jadi tahu rasa dan baunya pipis kucing (hiiiiiiiii....jijai).
Bener. Serius. Barangkali karena keenakan, dianya sampai terkencing-kencing. Dan mengenai muka saya. Kenapa bisa kena muka? Ya karena salah saya sendiri yang iseng meratiin dari dekat sambil bengong pas dibelakang pantatnya. Langsung saya kenain pinalti dia. Tendangan dua belas pas. Gondok rasanya. Air susu dibalas dengan air tuba. Mending kalau mbalesnya pakai air tebu, manis. Meski sial, saya berterima kasih juga sama kucing yang saya jadikan bola itu. Maaf cing, saya menyesal bila ingat telah menjadi Ronaldinho terhadapmu. Sekarang jadi tahu, kalau ada kucing nungging-nunggingin pantatnya berarti dia mau buang hajat.
Saya ke Jakarta kemarin karena ada undangan pernikahan. Adik sepupu saya menikah. Gedung resepsi yang dipakai adalah aula masjid di kantor walikota Jakarta Barat. Saya tidak begitu hapal dengan Jakarta Barat. Makanya ketika dikasih tahu supaya dari Bogor naik bis turun di UKI terus nyambung ke Blok M kemudian pindah taksi ke tempat tujuan, jadi keki saya. Masak harus bayar taksi 47 ribu. Padahal kalau tau, saya bisa naik bis dari Bogor turun ke Grogol. Dari situ baru naik taksi ke kantor walikota di Jl. Puri Kembangan. Paling ongkosnya nggak sampai 30 ribu. Meskipun demikian masih termasuk murah buat saya untuk membayar ketidaktahuan sebesar 47 ribu.
Ada yang menarik perhatian didalam acara pernikahan sepupu saya itu. Saat kedua mempelai mau memasuki gedung menuju kursi pelaminan, mereka disambut oleh empat orang penari cantik dan satu orang yang nggak tau apa namanya. Orangnya memberi kesan tua, kumis dan jenggotnya ubanan, gigi kecoklat-coklatan (tau asli tau bikinan), berpakaian hitam-hitam pakai ikat kepala. Sesosok orang kampung dari tanah pasundan. Sepupu saya ini memang turunan sunda. Almarhum ayahnya (om saya) berasal dari Sadawangi (dekat Sumedang) Jawa Barat. Penyambut itu menghantarkan pengantin ke pelaminan. Salah satu dari kekayaan budaya Indonesia yang patuh dibanggakan.Yach.... pengalaman itu memang kadang mahal harganya. Bisa mahal bila dihitung dengan uang atau yang lain. Perasaan misalnya. Sama seperti ketika ketemu kucing jablai.
No comments:
Post a Comment