Friday, October 19, 2007

Anda Muslim? Met Lebaran Kalo Gitu

Apapun aliran anda, entah yang ngikut lebaran Jum'at ato Sabtu, bahkan jika anda termasuk pengikut kelompok yang merayakan idul fitri hari Kamis seperti yang ada di Gowa, Gorontalo, maupun Padang sekalipun, saya ucapkan selamat hari raya idul fitri. Segala khilaf dan salah, mohon dimaafkan. Agak terlambat memang jika saya mengucapkannya sekarang, tetapi barangkali itu lebih baik daripada tidak. Seperti pepatah orang Jawa, "Better late than never."

Maklum saja. Itu semua karena saya jauh dari rumah, dari si kokom kesayangan. Inipun saya ketik di warnetnya STIE AMA Salatiga di sela waktu bersilaturahim dengan sanak sodara. Mumpung ada kesempatan. Walopun besuk (Sabtu, 20/10) saya dan bolo kurowo sudah balek ke Bogor, tapi nggak ada salahnya juga ngisi blog ini sekarang. Ya akhirnya berangkat deh berdua sama junior saya yang gede ke warnet, mencoba menyusun rangkaian kalimat sebagai ucapan silaturahim dalam rangka lebaran.

Lebaran ini, memang saya putuskan untuk mudik setelah dua lebaran kemarin tidak pulang. Bukan masalah enggan atau tidak peduli lagi dengan orang tua bila saya tidak mudik tiap tahun. Kalo nurutin lamanya perjalanan dan macet, memang malas untuk mudik. Tapi saat ini saya lebih merasa harus mudik karena sudah dua tahun lebih, kalo nggak salah, saya tidak ketemu dengan orang tua. Saya sudah kangen. Kangen semuanya, orang tua, teman, suasana kampung masa kecil, opornya emak, dll-dll.

Buat saya mudik itu bukan wajib hukumnya, tapi hanyalah sebuah pilihan. Sedangkan silaturahim dengan orang tua dan sanak sodara memang harus, tapi bukan berarti musti dilakukan di hari lebaran. Toh kalo untuk sungkem dengan orang tua tidak harus di hari raya, hari lainpun nggak ada bedanya. Ya toh? Tapi terserah anda ding. Jika anda ngotot harus di hari lebaran untuk sembah sujud ke orang tua, biar terasa afdol, dan untuk itulah anda ngeyel harus mudik di saat itu, ya... that's your choice. Saya nggak punya hak untuk ngatur anda.

Untuk sementara sampe ini dulu deh. Banyak pengalaman selama libur lebaran yang bisa diceritakan. Namun nantilah setelah tiba di Bogor lagi. Lagian, sekarang jadi mahal, harus ngeluarin duit, untuk sekedar ngonsep tulisan. Apalagi junior saya yang sudah SMP kelas 1 ini selalu ikut, ya sudah pasti tidak cukup hanya bermodal lima ribu perak. So, c u then. Titi dj, titi sandora, titi kadarsih, dan titi-titi yang laen.

Sekali lagi,
Sumunaring suryo enjang petak cinandra resik ing wardoyo, mangayu bagyo dinten riyadi 1 Syawal 1428 H, ngaturaken agunging samodro pangaksami lahir tuwin batos.

Monday, October 01, 2007

Jalan-jalan ke Sorga


Mau nggak diajak menikmati indah dan nyamannya sorga? I bet you, pasti bilang mau. Siapa sih yang tidak tertarik ke tempat yang dijanjikan oleh Sang Penguasa alam semesta ini bagi orang-orang muslih? Tapi, ada tapinya nih, syaratnya gampang-gampang susah. Gampang kalo sungguh-sungguh, susah jika setengah hati. Bukan masalah harus memiliki banyak duit. Kalo syaratnya uang, kasihan mereka yang kere. Nggak ada peluang buat mereka untuk menikmati sorga. Juga bukan pinter. Jika kepandaian menjadi syarat, gimana dengan yang bodoh bin tolol?

Syarat bisa jalan-jalan ke sorga gampang kok. Kalo kita mau masuk rumah orang, kan kita harus ijin dulu sama pemiliknya? Ya nggak? Jika tidak, ya berarti maling namanya. Nah andai kita ingin masuk sorga, berarti sama saja, kita harus atas seijin pemiliknya. Trus, gimana cara mendapatkan ijin? Ya ikuti saja segala perintahNya. Jalankan yang disuruh, hindari yang dilarangNya. Dah, itu saja. Bisa? Untuk menjawab bisa, gampang lah. Tapi bukan itu yang penting, justru yang wajib adalah action-nya, pelaksanaannya. Jangan seperti anggota NATO, no action talk only. Omong doang.

Anda mungkin tidak sependapat dengan saya. Bukan hanya sekedar menuruti perintah dong, tapi juga, bagaimana cara melakukannya. Ikhlas nggak, bener nggak dan lain-lain dan lain-lain. Barangkali itu yang ada di kepala anda. Boleh, boleh saja. Nggak ada yang melarang kok untuk berbeda. Justru dari keanekaragaman itu akan muncul harmoni. Anda akan ngeri sendiri kalo tubuh anda hidung semua. Jika diibaratkan bumi ini, akan jadi serem bila semua warna hitam semua. Apa-apa hitam. Yang sudah hitam jadi makin tidak kelihatan.

Lebaran yang mulai berjalan mendekat ini, banyak orang yang bersuka cita menyambutnya. Mereka akan jalan-jalan ke sorga. Sorga dunia. Sorga dalam bentuk rumah tinggal semasa kecil, sorga dalam wujud ngariung dengan keluarga yang lama tidak bersua, sorga yang berupa suasana desa asal yang tenang atau kota kelahiran yang hiruk-pikuk, dan bentuk-bentuk sorga lainnya. Atau barangkali sorga anda berupa soulmate yang lama tidak anda temui? Ibarat menuju sorga dalam arti yang sebenarnya, perjalanan yang dilakukan pun nanti isinya seneng melulu. penyebabnya karena mereka tahu, tujuan yang hendak dicapai merupakan sesuatu yang sekian lama dinanti-nanti untuk ditemui. Ketidaknyamanan yang terjadi selama dalam perjalanan tidak dirasakan. Segalanya serba menyenangkan. Semuanya jadi enak. Penyanyi Gombloh bilang, “Tahi kucing rasa coklat.” Doyan? HOEEKK!

Karena kebahagiaan yang dijanjikan dari jalan-jalan ke sorga dalam wujud mudik ini, orang mau mengorbankan segala yang dimiliki. Bahkan kalo perlu, apa yang bisa digadaikan, rela untuk dibawa ke kantor gadai agar bisa mendapatkan ongkos mudik. Bukan hanya uang yang akan dibawa pulang, tetek-bengek yang lain pun, yang kadang amat sangat merepotkan, mau-maunya dibawa juga. Jika kita lihat di layar tv, apa saja dibawa. Semua bekal yang ingin dibawa diupayakan ada. Pokoknya migrasi tahunan ini harus terwujud. Bila perlu, uang tabungan setahun dikorbankan.

Apakah ini salah? Buat orang lain mungkin ya, tapi bagi yang njalanin, mudik itu sebuah pilihan yang hukumnya bisa wajib. Meskipun dulu pernah ada anjuran dari pejabat pemerintah untuk tidak mudik dengan alasan-alasan yang terdengar logis, nyatanya bangsa kita ini tetap tidak mau ndengerin. Orang mau ketemu pinisepuh dan karuhun kok pake dihalangi dengan bernalar-nalar segala. Hasilnya, ya the show must go on. Apalagi jika dilihat makin gampangnya orang memperoleh kreditan motor sekarang, makin semangatlah mereka. Bahkan ada yang, terserah anda bilang curang atau pinter, ngambil kredit motor hanya untuk mudik. Jadi, hanya bayar uang muka. Setelah balik dari mudik, cicilan tidak dibayar sehingga motornya disita. Dan memang itu yang diharapkan. Lumayan kan, hanya dengan membayar dua ratus tiga ratus ribu sudah bisa mudik dengan keluarga plus make motor sampe sebulan. Jauh lebih murah bila dibandingkan tiket bis yang bisa sampe satu juta untuk empat orang sekali jalan. Kalo saya sendiri mah ogah. Itu cheating namanya.

Buat anda yang ada rencana mudik, barangkali perlu mempersiapkan dan mempertimbangkan segala sesuatu yang diperlukan. Keamanan, keselamatan, kesehatan, bekal, dan hal-hal penting lain yang pasti anda lebih tahu. Jangan sampe berangkatnya kita penuh keceriaan, pulangnya dilimpahi kedukaan. Begitu masuk rumah lagi, anda bingung karena uang sudah habis serta utang menumpuk. Jika itu yang terjadi, mungkin ada baiknya juga kita pertimbangkan lagi keputusan untuk mudik. Lebaran memang saat yang biasa digunakan untuk bersilaturahim. Rasanya nggak afdol kalo bermaaf-maafannya tidak di hari raya. Namun, jika aktifitas sosial itu bisa digantikan di waktu yang lain karena pertimbangan ongkos pulang yang lebih murah misalnya, mungkin pilihan itu lebih baik. Bagaimanapun juga, semua terserah anda. Kalo anda lebih memilih untuk memaksakan diri mudik meskipun anggaran tidak ada dengan pertimbangan cuma setahun sekali, ya monggo. Selamat mudik kalo begitu.

Ngomong-ngomong, jika acara pulang tahunan ini anda persiapkan dengan matang, anda sudah persiapan juga belum untuk jadwal pulang yang lain? Hlo, pulang ke mana lagi? Pulang ke kampung yang sesudah itu anda tidak akan pernah kembali lagi. Tempat yang namanya kampung akhirat. Kita begitu seriusnya mempersiapkan segala sesuatunya untuk mudik setiap lebaran. Namun, kadang-kadang kita nggak sadar kalo kita perlu juga mempersiapkan bekal untuk pulang ke kampung akhirat. Dan pulang yang satu ini sudah pasti akan kita semua jalani, suka atau tidak suka, mau atau tidak mau. Kita nggak usah pusing-pusing harus menggadaikan barang untuk memperoleh uang buat ongkos. Uang tidak diperlukan dalam perjalanan yang satu ini. Yang pusing paling orang-orang yang kita tinggalkan. Buat kita yang nanti akan pergi, ada tiga hal yang perlu kita siapkan sebagai bekal nanti. Tiga hal itu adalah amal sodaqoh, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh yang akan selalu mendoakan kita. Dengan tiga bekal itu, insyaAllah jalan-jalan ke sorganya akan bener-bener kesampaian. Satu pertanyaan buat kita sekarang, yang mana dari ketiga itu yang sudah kita persiapkan?

Bagi yang sedang bersiap-siap untuk mudik, mulailah juga memikirkan persiapan untuk mudik ke kampung yang lain (akhirat). Oleh karena itu, serius lah menuntut ilmu bagi yang masih belajar dan kerja lah dengan tekun bagi yang sudah bekerja bak hidup ini untuk selamanya, dan beribadah lah seolah-olah kita akan mati besuk. Dengan demikian jalan-jalan kita ke sorga nanti, baik sorga berujud kampung halaman maupun kampung akhirat, bisa terasa menyenangkan.

Sebagai bekal untuk jalan-jalan ke sorga yang ada di kampung kelahiran anda, barangkali Stairway to Heaven-nya Led Zeppelin bisa menjadi teman yang menghibur sekaligus mengingatkan bahwa heaven itu ternyata punya jalan untuk mencapainya.


STAIRWAY TO HEAVEN
Led Zeppelin

There's a lady who's sure all that glitters is gold
And she's buying a stairway to heaven.
When she gets there she knows, if the stores are all closed
With a word she can get what she came for.
Ooh, ooh, and she's buying a stairway to heaven.

There's a sign on the wall but she wants to be sure
'Cause you know sometimes words have two meanings.
In a tree by the brook, there's a songbird who sings,
Sometimes all of our thoughts are misgiven.
Ooh, it makes me wonder,
Ooh, it makes me wonder.

There's a feeling I get when I look to the west,
And my spirit is crying for leaving.
In my thoughts I have seen rings of smoke through the trees,
And the voices of those who standing looking.
Ooh, it makes me wonder,
Ooh, it really makes me wonder.

And it's whispered that soon if we all call the tune
Then the piper will lead us to reason.
And a new day will dawn for those who stand long
And the forests will echo with laughter.

If there's a bustle in your hedgerow, don't be alarmed now,
It's just a spring clean for the May queen.
Yes, there are two paths you can go by, but in the long run
There's still time to change the road you're on.
And it makes me wonder.

Your head is humming and it won't go, in case you don't know,
The piper's calling you to join him,
Dear lady, can you hear the wind blow, and did you know
Your stairway lies on the whispering wind.

And as we wind on down the road
Our shadows taller than our soul.
There walks a lady we all know
Who shines white light and wants to show
How everything still turns to gold.
And if you listen very hard
The tune will come to you at last.
When all are one and one is all
To be a rock and not to roll.

And she's buying a stairway to heaven.